Inilah Negeri Tirtakadasar. Negeri para raksasa yang dipimpin Prabu Kurandayaksa. Raseksa yang memancarkan rasa giris. Dan, di negeri itulah Dewi Erawati disembunyikan.
Astina gempar. Erawati adalah putri sulung Prabu Salya yang sedianya akan disunting putra mahkota Astina, Jakapitana ya Suyudana ya Kurupati. Kegemparan terus terjadi. Sementara hilangnya Erawati tak juga mampu dipecahkan oleh siapapun.
Maka begitulah. Tiba-tiba muncul Jaladara. Erawati dibebaskan sang Jaladara. Tapi bersama itu, sang putri jatuh cinta pada Jaladara yang perkasa. Ia menolak Jakapitana. Pernikahan Jaladara dan Erawati berlangsung. Meriah penuh kemegahan karena Jaladara adalah calon raja Mandura.
Dan, tidak lama setelah Erawati disunting Baladewa ya Jaladara, kegempara kembali terjadi. Putri kedua Salya yang bernama Surtikanti menghilang. Padahal Jakapitana kembali mengajukan lamaran.
Lakon sedih terulang. Ternyata Surtikanti justru terpikat dengan penculiknya, Surya Atmaja yang tak lain adalah anak sulung Kunthi. Begitu seterusnya. Para wanita selalu berada di lingkar kekuasaan dengan berbagai kisah. Namun akhirnya, Salya tak dua kali menggagalkan lamaran Jakapitana, memaksa Banowati menjadi istri putra mahlota Astina itu. Tidak peduli meski Banowati mencintai Arjuna.
Begitulah. Dan selalu itu yang terjadi. Wanita tak pernah jauh beranjak dari lingkaran kekuasaan. Seperti dunia pakeliran, kita mengenal Erawati, Surtikanti, dan Banowati di alam nyata. Kita juga punya tokoh-tokoh berkarakter Kurandayaksa, Kartapiyoga, atau Jaladara dan Adipati Karna. (*)
