Orang miskin membutuhkan pengakuan. Meskipun mereka benar-benar miskin, tetap tidak mau disebut sebagai orang miskin. Mereka orang yang paling miskin sekalipun tidak mau dipermalukan.
Masyarakat miskin juga membutuhkan eksistensi. Mereka membutuhkan pengakuan dari masyarakat, mereka sesungguhnya tidak miskin. Mereka menjalani kemiskinan karena terpaksa, mereka sesungguhnya menyimpan potensi untuk tidak miskin.
Mereka hanya tidak memiliki kesempatan, mereka tidak memiliki akses dan umumnya mereka menjadi masa bodo terhadap diri dan lingkungan. Sikap hidup miskin yang terpaksa itu harus diubah, menjadi sikap hidup penuh optimisme. Mereka membutuhkan terbukanya akses agar ada kesempatan yang semula tidak ada akses menjadi memiliki akses luas.
Sikap optimisme menghadapi kehidupan harus ditumbuhkan untuk menggantikan sikap masa bodo yang menjadi sumber kemiskinan. Optimisme menghadapi kehidupan yang lebih baik di masa depan, hendaknya menjadi sikap dan semangat bagi siapa saja termasuk bagi orang yang selama ini dipandang sebagi miskin. Berprasangka baik menghadapi kenyataan hidup menjadi kunci, sebagaimana cita-cita yang baik akan menjadi kenyataan.
Optimisme akan menumbuhkan etos kerja sehingga gerak dan langkah menjadi produktif. Masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi akan terbebas dari kemiskinan. Apalagi kerja keras yang dibarengi dengan kerja cerdas dan kerja yang ikhlas akan membuahkan hasil maksimal.
Bupati Kulon Progo dr H Hasto Wardoyo, SpOG(K) menegaskan untuk mengatasi kemiskinan di masyarakat membutuhkan strategi jitu. Sebagaimana dokter memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit. Dokter akan bertanya kepada pasiennya, apa yang dirasakan, di mana yang terasa sakit.
Melalui wawancara singkat, dokter akan memperkirakan jenis penyakit, menganalisa dan memberikan obat yang mungkin dapat menyembuhkan. Setelah tiga hari, dokter meminta pasien untuk kembali guna evaluasi apakah masih sakit atau sudah sembuh. Kalau sakitnya berlanjut, pasien akan datang lagi mengeluhkan sakit yang dialaminya. Dokter akan mencoba memberikan obat yang lain karena kemungkinan ada penyakit lain yang menyertainya.
Hasto Wardoyo menekankan perlunya upaya untuk mengatasi masyarakat miskin. Masyarakat miskin membutuhkan diagnosa secara tepat. Hal itu diperlukan untuk mengetahui penyebab kemiskinannya.
Masyarakat miskin sebagai pasien, membutuhkan wawancara singkat sebelum menentukan jenis kemiskinan apa yang menjadi penyebab. Selanjutnya pembuat kebijakan dapat menentukan secara tepat model pemberdayaan yang diperlukan bagi si miskin. Pemberdayaan yang dilakukan harus tepat sasaran sehingga programnya benar-benar mampu menjadi obat mujarab untuk mengatasi kemiskinan yang terjadi di masyarakatnya.
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana menangani pasien juga membutuhkan ketelitian, kecermatan dan upaya terus menerus sampai programnya berhasil mencapai harapan yang disepakati bersama.(bersambung)