Siti Maryam Berguru dengan Abah Syarifuddin, Kiai Sepuh Jawa Tengah

oleh -418 Dilihat
oleh
Siti Maryam (berbaju batik) bersama Abah Syarifuddin Nasurullah

Siti Maryam berguru politik kepada sesepuh  di Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Mustikajaya, Bekasi. Sesepuh itu adalah KH Syarifuddin Nurullah yang sudah dikenal secara luas di Bekasi.

 

Kepada Siti Maryam, Kiai Syarifuddin Nasrullah berpesan agar  selalu dekat dengan masyarakat. Abah, begitu Pak Kiai biasa dipanggil, juga menyarankan agar benar-benar mendekatkan diri pada masyarakat untuk membantu meringankan beban mereka.

“Harus membaur dengan masyarakat secara tulus,  sehingga akan mengetahui kondisi masyarakat, termasuk kebutuhan mereka,” kata Abah Syarifuddin.

Siti Maryam memang merasa perlu berguru politik kepada para sesepuh dan senior.  Terutama kepada Abah Syarifuddin yang dikenal sebagai kiai sepuh asal Jawa Tengah itu.

Selama ini, Siti Maryam juga sudah menimba banyak ilmu dari berbagai tempat. Termasuk menimba ilmu di sejumlah organisasi. Saat ini, wanita asli Bekasi ini, memang aktif di beberapa lembaga. Misalnya saja, menjadi pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama, dan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).

Di Organisasi politik, Siti Maryam yang kader Nahdlatul Ulama (NU) juga menjadi pengurus Perempuan Partai  Kebangkitan Bangsa (PPKB).  Sementara itu, di organisasi para pendidik ia aktif di Himpunan PAUD Indonesia (Himpaudi), Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK), atau Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI).

Aktif di organisasi para pendidik, terutama pendidikan dini, memang menjadi konsentrasi Siti Maryam sejak lama. Sudah berpuluh tahun Siti Maryam berjuang di pentas pendidikan, salah satunya dengan mendirikan lembaga pendidikan.

Siti Maryam bahkan merelakan rumahnya untuk dijadikan sekolah bagi anak-anak kurang mampu. Maka lewat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Penitipan Anak (TPA), Siti Maryam ikut membangun karakter anak-anak di Kota Bekasi. Pendidikan berbasis Islam itu, mulai dari Taman Pendidikan al Quran (TPQ), Madrasah Diniyat Takmiliyah Awaliyah (DTA) hingga majelis taklim.(mg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.