Howone panas, umek, tondo arep udan. Pengen nyopot klambi rasane. Sementara awan terus menggumpal, menghitam dan seperti mengeluarkan suara yang membuat nglangut.
Angin menghembus silir, sumilir. Mugo-muga Ingkang Kuwoso maringi jawah yang akan memberi poro among tani mendapat berkah. Wayah iki mlebu mongso Kasadoso, mongso seng arep mlebu mongso ketigo.
Mongso Kasadoso atau bahasa kunonya mongso Srawono, dimulai dari 26 Maret dan akan berakhir 18 April nanti. Sebagian petani di wilayah Kulon Progo, termasuk juga di tlatah Tawangsari dan sekitarnya, sedang menyambut musim kering.
Udan memang menjadi unsur utama seng diarep-arep oleh para petani untuk melangsungkan hidup benih padi mereka. Mengandalkaan air yang biasa mengalir di selokan di sekitaran sawah, agak berisiko menjelang kemarau.
Menurut Kang Sumari, irigasi di sekitaran sawah Tandukuh sementara waktu tidak akan dialiri banyu. Karena irigasi Kalibawang, yang merupakan sumber air irigasi, sedang ditutup. Ada pembuatan proyek di kali yang mengairkan banyu hingga ke Tawangsari.
“Tapi petani di sekitaran sini gak masalah. Soale iseh cerah kali Kopok sing ora tau sat,” kata pria ramah yang biasa dipanggil Kang Jidin itu tentang saben di Tandukuh miliknya yang mulai nyebara winih.
Kali Kopok adalah sungai kecil yang membelah Dusun Kopok Kulon dan Jombokan, mengalirkan airnya di sekitaran wilayah Tawangsari, Sogan, dan Plumbon. Meski sungai kecil, manfaatnya amat beesar di masa-masa kemarau. “Asal ora sat, Insha Allah ayem,” tuturnya.
Sementara itu, menurut Lek Sakiran atau biasa dipanggil Mbok Jah, udan amat diperlukan di musim seperti sekarang ini. Karena sawah di daerah Tawangsari termasuk tadah hujan, meski tidak mutlak. “Mugo-mugo wae bengi iki udan, ben do iso podo tandur,” tutur Mbok Jah sambil menadahkan tangan ke atas, pertanda memohon pertolongan Tuhan.
Sambil terus menunggu hujan, jadwal Mbok Jah beberapa hari ke depan, sudah penuh jadwal pesanan untuk tandur. Perempuan tua yang juga punya aktivitas sebagai bakul rosok itu, selalu berharap hujan segera turun, agar sawah kembali ijo royo-royo.(priyo)