Ngadepi Riyoyo Besar Gubug Ndeso Kebanjiran Orderan Bumbu Dapur

oleh -302 Dilihat
oleh

Supri Astuti adalah wanita kreatif berusia 42 tahun. Begitu juga dengan Simron Guswanto yang berumur 41 tahun. Keduanya adalah warga Kedunggalih, Pengasih, Kulon Progo, Jogjakarta yang sudah belasan tahun memproduksi aneka bumbu dapur.

Mulai dari bumbu tongseng, sambel goreng, rica rica, rendang, rawon, bistik, dan bumbu sate dibuat dengan kesungguhan. Maka hasilnya, pesanan mengalir, terutama pada momentum-momentum tertentu seperti jelang Idul Adha sekarang ini.

“Bersyukur mas setiap hari ada pesanan meski ya sedikit-sedikit. Itu semua sudah disyukuri, rejeki itu sudah diatur yang diatas,” kata Astuti berusaha merendah tentang ketekunannya meracik bumbu-bumbu yang pasarnya semakin meluas.

Astuti memproduksi bumbu dapur bersama tiga orang setiap harinya, namun kalau ada pesanan ya nambah tenaga. Bumbu dapur yang berlebel Gubug Ndeso itu, dipasarkan melalui pedagang keliling. Setiap sore, ia  juga membuka usaha di Alwa.

Dua minggu menjelang Hari Raya Qurban, bumbu produksi Gubug Ndeso sudah mendapat pesanan terutama melalui  para pedagang keliling. Setiap pedagang  yang memesan 100 hingga 200 bungkus yang harganya perbungkus dari Rp  5.000 hingga Rp 7.000 .

Setiap hari Astuti bersama suami dan ketiga temannya selain memproduksi bumbu dapur juga mengolah sayur matang yang setiap harinya disetor ke warung-warung sayur di wilayah Kulon Progo dan sekitarnya. (yad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.