Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo melalui gerakan Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB) mewadahi masyarakat dalam kebersamaan. Masyarakat miskin bergaul bersama orang kaya agar terjadi proses akulturasi budaya sehingga orang miskin dapat belajar menyikapi hidup dan berusaha untuk menjadi tidak miskin lagi.
Sementara orang kaya diharapkan berempati kepada masyarakat miskin, menolong dan beramal baik menularkan semangat hidupnya agar masyarakat memiliki etos kerja tinggi dan meninggalkan kemiskinannya.
Wadah kebersamaan itu menjadi ajang silaturrahmi, saling berbagai dan berusaha untuk memberi dukungan satu sama lainnya. Semangat hidup gotong royong yang menjadi warisan para leluhur bangsa Indonesia akan lestari sebagai bagian dari program pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat.
Kelompok membagi masyarakat miskin dalam beberapa bagian. Ada masyarakat miskin yang tidak mampu apa-apa lagi, umumnya mereka para penyandang disabilitas berat, para lansia dan jompo.
Mereka masuk kelompok miskin absolut, mereka hanya membutuhkan bantuan yang langsung dikonsumsi saja. Kelompok mereka inilah yang tidak membutuhkan lagi dukungan pemberdayaan, penguatan dan pendampingan. Menjadi tugas dan tanggung jawab negara sesuai amanah Undang-Undang yang menjamin kelompok mereka.
Selain itu ada kelompok masyarakat miskin karena kurang pendidikan dan membutuhkan dukungan pendampingan dan pemberdayaan. Ada juga kelompok miskin yang disebabkan kekurangan akses terhadap modal dan perbankan.
Mereka masih memiliki kesempatan untuk maju dengan terbukanya akses yang selama ini tidak mereka miliki. Pendidikan berupa pelatihan ketrampilan memungkinkan mereka membuka akses lebih luas terhadap berbagai kesempatan seperti modal sehingga mereka memiliki kesempatan mengakses permodalan melalui perbankan.
Informasi yang saat ini menjadi kekuatan baru di masyarakat menjadi kebutuhan. Akses terhadap informasi menjadi salah satu jalan bagi masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinannya.
Siapa yang memiliki akses terhadap informasi dan bukan semata-mata modal, akan memiliki kesempatan lebih luas untuk memperoleh kesejahteraan. Masyarakat miskin akan kesulitan memperoleh semua akses yang menjadi prasyarat untuk maju, karena kemiskinannya mengakibatkan keterbatasan dalam berbagai bidang kehidupan. (bersambung)