Pembangunan bangsa bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Ukurannya berapa banyak pembangunan mampu menurunkan angka kemiskinan.
Berapa banyak pembangunan mampu mengurangi angka kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Pembangunan akan berhasil ketika dua indikasi tersebut berangsur-angsur menjadi baik.
Kabupaten Kulon Progo, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan tahun 2012 berkisar 20,3 persen. Angka yang cukup besar sehingga menimbulkan ketidakpercayaan. Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendapat tugas mendata 4 Kepala Keluarga (KK) miskin.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) membuat form, juga menugaskan anggota Posdaya untuk mendata 1 PNS datang ke 4 orang. Hasil kerja PNS dikumpulkan menjadi data entry diperoleh angka 12 persen. Perbedaannya jauh sekali antara angka resmi yang dikeluarkan BPS dan pendataan langsung melalui PNS dan Posdaya.
Dirundingkan dalam rembug desa, dilakukan pemilahan mana keluarga miskin dan mana keluarga kaya dengan indikasi yang ditetapkan sebelumnya. Namun di masyarakat terjadi silang pendapat, keluarga ini sebenarnya tidak miskin tetapi kalau tidak masuk keluarga miskin nanti marah karena tidak mendapat bantuan.
Dirundingkan kembali sehingga angka kemiskinan menjadi 16 persen. BPS sponsor dari PBB, Word Bank, UNFPA menjadi sponsor untuk basa data information system ini kita mempertemukan data Bappeda dan BPS, tapi diakui BPS ada base end kerja sama anggaran dari Word Bank.
Muara dari kerja sama untuk mempertemukan data riil dan wajar, hasil pendataan Posdaya menjadi data riil yang ditemukan di masyarakat. Selain pendataan langsung juga menggunakan indikasi kemiskinan yang jelas.
Posdaya mengelompokkan rakyat miskin dengan memberi tanda merah, tidak miskin dengan kuning dan keluarga sejahtera warna hijau dan warna biru. Ini data bagus dapat diserap, data Posdaya. Selama ini Posdaya memiliki data keluarga miskin 12 persen yang diberi warna merah. Setelah mengerakkan PNS dan rembug desa ada yang marah-marah angkanya menjadi 16 persen.
Ke depan kerja sama terus jalan dengan BPS dan Word Bank, agar data Posdaya tidak muspro kita buat legal standing. Merah, kuning, hijau ini Posdaya klimaksnya, KAKB endingnya merah, kuning, hijau akhirnya BLT-nya orang kaya, yang miskin marah yang dibuat posdaya bagus karena survey bukan sensus.
Saya sangat terbantu bersyukur jadi ruhnya data base, harapan kami sistem yang mengklarifikasi merah, kuning dan hijau seluruh kabupaten. Harapan kedua setelah menginisiasi rakyat jadi produsen bergerak satu step lagi pasar dikuasai, kalau tidak maka produsen yang banyak akan menghadapi kendala.(bersambung)