Sudah Saatnya Kebumen Miliki Ciri dalam Seni

oleh -326 Dilihat
oleh

Kebumen, sebuah kota kabupaten di wilayah selatan Jawa Tengah dan terletak persis di tengah antara batas timur dan barat Pulau Jawa.

Oleh: Ki Setyo Budi
Pemerhati Kebudayaan

Sebagian para pemerhati seni budaya menyatakan Kebumen adalah lokasi pertemuan seni gagrag banyumasan dan gaggrag Mataram / Surakartan. Perpaduan antara bahasa Ngapak dan Bandekan. Jadi tidaklah heran bila di Kebumen dengan batasan Sungai lukulo ditengahnya, dibagian barat terkenal dengan budaya banyumasan dengan bahasanya yang Ngapak dan disebelah timur terkenal dengan seni budaya ‘wetanan” dengan bahasanya yang lebih ke Jogja jogjanan ( Bandek).

Hal ini tidaklah aneh karena dari riwayatnya Kebumen memang merupakan perpaduan dari berbagai Wilayah Kabupaten Kecil kala itu. Seperti Ambal Purbonegaran, Panjer Roma, Karang Anyar, Gombong yang dulunya lebih banyak mengkiblat ke Banyumas.

Kondisi ini tentu saja memunculkan keanekaragaman seni dan budaya di wilayah Kebumen. Contoh kecil misalnya Seni Pedalangan (wayang). Di bagian barat Masyarakat dan pelaku seni pedalangan lebih familiar dengan gagrag banyumasan. Tokoh ponokawan yang disenangi Bawor bukan Bagong. Sementara itu diwilayah timur gagrag pedalangan yang disenangi adalah Mataraman atau Surakartan.

Banyaknya fariasi dalam bidang seni dan budaya menjadikan kebumen sangat “kaya”. Berbagai jenis seni budaya tradisional dan yang moderen yang ada di wilayah / daerah kabupaten kota lain. Di kebumen ada.  Hanya saja beberapa mengalami perubahan nama. Misal di Kulon Progo disebut Angguk, di Purworedjo Ndolalak, di Kebumen disebut Menoreng. Semua memiliki ciri tarian dan pakaian yang hampir sama ( mirip ).

Di Kebumen Juga ada Wayang Wong, Wayang Golek, Wayang Kulit, Ketoprak, Angguk Gobang, Angguk Renteng, Jamjaneng, Kuda Kepang ( ebleg ). Tari tarian dari Gambyong Banyumasan, lenggeran, gambyong Pareanom, tari lawet, seni lukis, seni pahat, seni patung, drama, musik, damsak. Dan masih banyak jenis seni budaya yang lain seperti tari cepetan, mentiet, gambus, rebana, hadroch.

Kebumen tidak akan kehabisan seni budaya baik yang tradisional maupun kontemporer. Ibarat dalam sebuah rumah tangga, tentu saja diperlukan menajemen untuk mengelolanya. Walau dalam rumah tangga tersebut banyak memiliki aset apabila manajemen yang ada tidak mendukung maka lambat lain aset yang ada akan musnah tak berbekas.

Seni Budaya dalam suatu wilayah juga demikian. Diperlukan adanya manajemen untuk mampu mengelolanya dengan baik dan benar. Tidak hanya yang bersifat melestarikan namun juga diharapkan mampu mengembangkan.

Para pelaku, penggiat, pemerhati dan pendukung seni budaya di Kebumen harus bersatu-bahu bekerjasama. Demikian juga Pemerintah Daerah selaku pengayom kelangsungan seni budaya dan ada, hendaknya mampu memberikan sarana dan prasarana, dukungan dan motivasi, anggaran dan suport yang maksimal terhadap kelangsungan seni budaya yang ada.

Di Kebumen sudah memiliki Dewan Kesenian Daerah, melalui wadah ini para pakar seni budaya dapat mengeluarkan inspirasi dan ide-idenya untuk kemajuan dan perkembangan seni budaya. Melalui DKD ini segala apresiasi seni budaya hendaknya dapat diwujudkan.

Melalui lembaga ini pula, sudah saatnya Kebumen yang memiliki keanekaragaman seni budaya diupayakan dapat menunjuk satu atau beberapa jenis seni budaya yang ada sebagai ciri ( icon ) dari Kabupaten yang terkenal dengan sarang burung lawetnya ini.

Purbalingga punya Gambyong Banyumasan, Banyumas punya Tek Tek Kentongan, Cilacap ada sedekah Laut, Purworedjo ada ndulalak, Kulon Progo ada angguk dan tradisi nyadran, Jogjakarta punya Grebeg.

Kebumen seharusnya mempunyai sesuatu, yang andai orang mendengar nama kebumen, ada satu ciri seni budaya yang melekat. Jamjaneng, kuda kepang, wayang golek menak…semua sah sah saja. Yang terpenting adalah “populerkan”. Tunjukkan kepada dunia luar Kebumen tidak hanya Beriman namun juga Bersenibudaya.

Selamat tetap berkarya, salam budaya, salam Rahayu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.