Setidaknya ada enam tempat yang dianggap keramat di Khayangan Dlepih, karena selalu dipakai oleh Senapati beraktivitas. Tentulah, aktivitas ruhani, mulai dari bersemadi, dzikir, hingga Sholat lima waktu. Meski tidak berurutan, saya ingin menggambarkan serba sedikit, tempat-tempat wingit yang pernah dipakai bertapa pendiri Kerajaan Mataram itu.
- Sela Betek:
Posisinya ada di sebelah utara kawasan Kahyangan. Inilah tempat keramat yang berlokasi paling utara di komplek tersebut. Sela Betek, adalah batu memanjang (atau menjorok atau menjulur).
Secara alamiah, batu itu memberi rongga sehingga menyerupai tempat berteduh. Di sinilah, sukma Nyai Puju berada. Nyai Puju adalah wanita yang terpikat ketampanan Panembahan Senapati, meski ia sudah memiliki suami.
- Sela Gapit:
Meninggalkan Sela Betek, kaki melangkah ke selatan. Bertemula dengan sela yang juga keramat. Itulah Sela Gapit. Dua buah batu besar yang saling berhimpitan, sehingga menyerpuai gapit atau pisau lipat.
Bagian bawah patu yang terlihat saling bergandengan itu, menyisakan rongga. Meski harus merundukkan kepala, terowongan mistik itu bisa dilewati. Menurut para ahli semadi, Sela Gapit merupakan tempat yang aura mistiknya paling rendah di antara sela-sela yang lain.
- Sela Payung:
Dari Sela Gapit, jika langkah kembali dibawa ke arah selatan, akan berjumpa dengan Sela Payung. Letak batu ini persis di tengah-tengah kawasan bersejarah Khayangan. Seperti namanya, batu ini menyerupai payung yang setengah terbuka.
Sela Payung, termasuk yang paling sering didatangi para peziarah. Sebab, konon, di sinilah tempat paling kuat pancaran mistiknya. Pada zaman dahulu, di sini pula Panembahan Senapati, bertapa. Dan, saat ini, menjadi rumah gaib bagi Nyai Widyanangga.
Memasuki Sela Payung, suasana mistis menguar dari ceruk yang gelap. Tempat yang lembab, dengan sisa sesaji, telah mengantar saya pada siatuasi melayang (atau sekadar merasa melayang) membayangkan Njeng Panembahan Senapati, melakukan sholat di tempat ini.
Dalam khusuk, saya memang berusaha melukis Sang Sutawijaya yang tengah berzikir, melakukan semadi, memuja Illahi. Saat itulah, anak angkat Jaka Tingkir ini, merasa berada di dalam Sanggar Pemelangan.
Sesaat, indra penciuman mengendus kantil. Sangat nyata aromanya. Aroma yang seolah mengundang Sang Senapati untuk datang. Atau minimal, ada rasa tentram di hati bahwa ritual kecil saya itu, tidak ditolak, meski belum tentu juga diterima. Paling tidak, hati saya tentram karenanya. Sembah sujud saya Kanjeng Panembahan.
- Pesiraman Kahyangan:
Dari Sela Payung, terdapat sebuah kedung atau palung sungai yang keramat. Diberi nama Pasiraman, karena menjadi tempat siram jamas atau mandi besar. Berada di ujung selatan, Pasiraman adalah persinggahan terakhir Khayangan.
Kedung sungai ini merupakan tempur atau pertemuan dua sungai yang dalam tradisi Jawa sangat keramat. Inilah pemandian Panembahan Senapati serta para lascar Kanjeng Ratu Kidul yang sedang mengawal junjungannya.
Saat ini, sungai tempuran itu, menjadi favorit para pemburu berkah. Konon, sudah banyak tokoh yang terkabul cita-citanya, setelah bermeditasi di sini. Di dasar sungai itu, terdapat batu- batu akik yang berasal dari tasbih milik Panembahan Senapati yang tercecer.
- Sela Gowok:
Panembahan Senapati juga sering melakukan semadi di Sela Gowok. Nama gowok diambil karena batu tersebut memiliki lubang alamiah. Lubang di batu besari ini, cukup untuk duduk bersemadi satu orang.
Sela Gowok tidak jauh dari pasiraman. Lokasinya persis di sebelah timur pesiraman. Seperti batu-batu yang lain, sisa dupa dan kembang setaman berserakan, pertanda menjadi tempat yang sering dipakai para peziarah bertirakat.
- Sela Gilang:
Posisi Sela Gilang tidak jauh dari Kedung Pasiraman. Persisnya ada di atas sungai tempur tempuran. Batu besar yang sering dipakai Kanjeng Panembahan untuk sholat ini, menghadap ke kiblat. Bentuk batunya, memanjang, tak ubahnya sajadah.
Watu Gilang atau Sela Gilang, adalah tempat yang sangat keramat. Sebab, selain menjadi tempat sembahyang, tidak jauh dari sini, juga menjadi tempat favorit Panembahan Senapati bertemu dengan Ratu Kidul.(*)