Bela Beli Kulon Progo-1: Gelorakan Semangat Melawan Produk Asing

oleh -439 Dilihat
oleh

Dalam kondisi apapun, proses pemberdayaan berbasis keluarga dituntut mampu mengantarkan anggotanya menuju kehidupan yang sehat dan sejahtera.  Indikasinya, angka kemiskinan berkurang dan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, sehingga kesenjangan antara yang kaya dan miskin dapat dikurangi. 

Dan, Bupati Kulon Progo dr H Hasto Wardoyo, SPOG(K) memaparkan panjang lebar, konsep pengentasan kemiskinan, bertahan menghadapi MEA dan upaya mewujudkan masyarakat sejahtera. Berikut ini petikannya.

Posdaya sebagai gerakan masyarakat, bagaimana bapak memandangnya? 

Kami merasa sangat beruntung bisa dibimbing  kerja sama dengan Posdaya. Melalui Posdaya ini kemudian kita dapat masukan kegiatan yang baik. Dalam hal ini kami menyambut Posdaya ini, waktu itu kita mulai dengan warung kecil di desa ini menjadi kegiatan warga masyarakat Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB). Kita pertemukan keluarga miskin dengan keluarga kaya. Ada yang miskin absolut tidak bisa apa-apa hasilnya bisa dipakai kelompok.

Gagasan agar sharing kaya dan miskin kurangi kesenjangan sosial. Juga  saya mikir Posdaya banyak munculnya produk baru olahan, kita punya pemikiran pasar program baru tahun 2013 yakni Gerakan Bela Beli Kulon Progo.

Konsep Bela Beli Kulon Progo, seperti apa?

Kalau Bela Kulon Progo ya beli produk Kulon Progo. Produknya dipasarakan secara ideologis. KAKB perlu ada kripik, ada peyek, ada lombok jadi saos, sambel abon. Kreasi ini kalau dikemas Bela Beli Kulon Progo secara ideologis ada keinginan membeli produk sendiri.

Bagaimana cara mengajak masyarakat Kulon Progo untuk mewujudkan Bela Beli produk Kulon Progo?

Patriot sejati itu dengan membeli produk sendiri. Sebab  globalisasi sudah datang, kita lawan dengan ideologi. Thailand dengan rekayasa teknologi, bawang merah dan bawang putih kita kalah. Vietnam kita juga kalah, rekayasa padi kita kalah. Kekalahan itu kekalahan teknologi kita lawan kekalahan itu dengan ideologi dengan bela beli produk sendiri, bela beli produk Kulon Progo karena kami dari Kulon Progo, sebenarnya bela beli produk Indonesia.

Karena untuk melabeli produk sendiri agar mau membeli produk sendiri kemudian akhirnya ada pengorbanan, beli produk sendiri sok larang, ora enak, ora apik. Itulah patriot sejati, meskipun larang, ora enak, ora apik kita beli. Pahlawan mengatakan semboyan membela negara mempertaruhkan nyawanya, kita cuma mengatakan lebih baik minum air sendiri, makan makanan sendiri daripada ngombe banyune dewe, mangan pangananane dewe artinya madep mantep makan makanane dewe, Airlku meski produk milik PDAM, koperasi produk sendiri.

Bagaimana cara memulai program yang mengusung ideologi?

KAKB dan Posdaya jadi embrio untuk program lain, Posdaya jadi cord memang pemasaran ini penting diciptakan. Menguasai pasar sendiri mewadahi pasar sendiri ini penting. Kalau hari ini tanpa ideologi, produk sendiri pasti tidak terpilih. Posdaya membuat produk sendiri sampai berdarah-darah pasti tidak terpilih. Kalau tidak ada nyanyian ideologi. Untuk itu  karena butuh pengurbanan Posdaya, KAKB, koperasi  dan UMKM ini.

Ada mitra kulakan yang membimbing, koperasi yang sudah bagus beli Aflamart jadi ada peningkatan. Alfamart yang jaraknya kurang satu kilo meter kita beli Alfamar dan jadi toko milik rakyat (Tomira). Posdaya yang sudah mampu beli Alfamart. Produk Posdaya ada di dalamnya, Tomira produk lokal hari ini harus berpikir pasar. Posdaya memberi kejuatan besar jadi produsen di negeri sendiri ideologi jadi panglima   besar untuk menguasai pasar memang butuh pengurbanan.

Pahlawan berani mengatakan menyerahkan nyawanya untuk membela bangsa dan negaranya. Kita dituntut untuk mengatakan membela produk sendiri, untuk mengatakan lebih baik kelaparan daripada menggunakan produk asing. Lebih baik menggunakan produk sendiri yang dihasilkan di dalam negeri. (bersambung)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.