Makam Gedong Ageng Jipang memang kondang. Keramat dan tidak sakbane orang berani masuk, apalagi jika dengan niat tidak baik. Sudah sering terdengar cerita-cerita seram, terutama mereka yang berlaku tidak sopan, senang mengambil sesuatu untuk tujuan tertentu.
Juru Kunci Makam bercerita, pernah, seorang pejabat di Blora mengambil batu bata. Lalu, membawa pulang batu bata dengan dibungkus kain putih dan disimpan di rumahnya. Tidak lama terdengar kabar bahwa orang tersebut meninggal.
Kisah mistis yang datang dari petilasan Aryo Penangsang ini, memang mengalir liar. Publik sudah sangat sering mendengar tentang air Kali Bengawan Sore di dekat makam berwarna merah darah. Banyak yang yakin, itulah darah Aryo Penangsang yang ditombak Danang Sutowijoyo.
Masih di sekitar aliran sungai Bengawan Sore, sebuah pohon kelapa sering didatangi kuda kesayangan Aryo Jipang bernama Gagak Rimang. Di malam-malah tertentu orang mendengar suara kuda. Cerita yang berkembang, pohon kelapa itu adalah tempat Gagak Rimang biasa ditambatkan.
Cerita yang tak kalah legendaris adalah pasir di sungai Bengawan Sore. Hingga kini, tidak berani mengambil pasir tersebut, meski berkualitas bagus. Orang hanya berani melakukan penambangan di sungai Bengawan Solo yang melintasi sebagian wilayah Cepu.
Ketidakberanian orang menambang pasir di Jipang, karena beredar kabar tentang truk yang mengembalikan pasir yang sudah dibawa ke Pati. Cerita itu terus berkembang, membuat pasir Bengawan Sore aman.(bersambung)