Masyarakat Dusun Anjir, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, kerja keras. Setiap malam kerja bakti bergotong-royong membuka terowongan jaman Belanda. Semua sedang berniat mengenang masa silam yang tak ingin hilang.
“Puluhan warga bergotong-royong membuka gua atau yang tertimbun tanah dan ditumbuhi pepohonan. Sudah satu bulan yang lalu dikerjakan dan ini sudah selesai,” kata Marjiyono, warga Anjir berusia 51 tahun yang juga Ketua RT 93 Anjir.
Marjiyono menambahkan tujuan membuka terowongan itu nantinya akan dijadikan wisata edukatif. Terowongan ini, menurut masyarakat sekitar, dulunya untuk jalur Lori yang tembus ke Watujonggol (Kembang) Gunungpentul, Karangsari, Pengasih.
Terowongan yang saat itu tertimbun tanah, sudah diteliti oleh salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Sejak itu, oleh masyarakat dibuka dengan dikerjakan secara manual. Dan, ternyata lorong itu panjangnya lebih dari seratus meter.
Menurut Saifudin, Kepala Dukuh Anjir, masyarakat memang sudah melakuakn kerja bakti mengeruk terowongan jaman Belanda itu. Dengan gotong-royong, masyarakat yakin pekerjaan besar bisa selesai.
Kepala Dukuh menjelaskan, dibukanya terowongan itu berdasarkan informasi yang diperoleh masyarakat, menyusul akan dibuka tempat wisata edukasi di Kliripan. Terowongan yang berada di Anjir merupakan titik penting karena satu kesatuan dengan yang di Kliriripan, Anjir, Kembang ( Gunungpenthul ) dulunya dilalui lori, kereta pengangkut mangaan yang didorong manusia.
Atas inisiatif warga masyarakat dan karangtaruna, Pokdarwis, ikut memberi perhatian. Nantinya terowongan atau Guo sriti, akan dijadikan wisata edukasi yang sekaligus mengenang sejarah masa lalu. (yad)