Khayangan Dlepih-1: Payung Pulung bagi Pemimpin

oleh -461 Dilihat
oleh

Ini memang tempat yang sangat wingit. Sejak zaman Pajang, pertapaan Khayangan Dlepih adalah kekeramatan yang abadi. Suasana mistik, seolah membungkus kawasan yang amat dihormati ini.

Para peziarah, bahkan dilarang bertutur sembarangan, untuk menghindari mala. Sebab, di tempat inilah, Sutawijaya yang kemudian bergelar Panembahan Senapati, memulai pekerjaan besar, membangun tahta Mataram.

Bagi raja-raja Jawa, Dlepih adalah tempat suci, keramat, dan penuh magis. Di sinilah, leluhur Mataram memulai perjalanannya sebagai pemimpin, lewat laku spiritual yang tidak biasa. Suasana sudah terasa mistik, begitu mata batin dikuatkan, saat memasuki kawasan ini. Aura yang terserap, adalah cahaya yang pernah membuat Raden Danang Sutawijaya terpaku untuk melakukan semadi, sebelum naik tahta membangun kerajaan di Alas Methaok.

Secara geografis, Dlepih berada di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Bergerak ke selatan, lokasi ini 25 Km dari Kota Wonogiri. Berada di kerindangan hutan lereng bukit, udara yang menyebar, memberi segar. Apalagi pemandangan indah, lengkap dengan sungai berarir bening, tak ubahnya lukisan alam yang penuh pesona.

Jika ingin menikmati keheningan, datanglah di luar malam Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon. Karena di dua hari keramat itu, banyak peziarah datang, ngalap berkah, mencari wangsit.

Dan, ke sanalah, saya mengeja masa silam, mencari tapak sejarah, ketika Kanjeng Panembahan Senapati, menimba kekuatan batin, sebelum menjadi raja Mataram. Melangkah dalam kesenyapan, saya mencoba membawa hati yang sumeleh, menziarahi petilasan penting leluhur Mataram.

Perjalanan ziarah ke pertapaan Khayangan Dlepih, adalah napak tilas perjalanan spiritual Panembahan Senapati. Perjalanan ketika Danang Sutawijaya risau, saat Alas Mentaok yang semakin makmur, telah berkembang menjadi tempat orang mengadu hidup.

Ia ingin membangun bumi Mataram itu, menjadi sebuah kerajaan besar. Tapi ia merasa bukan trah raja. Itu, yang membuat langkah Sutawijaya bergerak kea rah timur; mencari ketenangan jiwa, meminta restu Tuhan, untuk menjadi raja. (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.