Home / PMD / Ke Madura, Mampirlah Bertapa di Gunung Geger

Ke Madura, Mampirlah Bertapa di Gunung Geger

Datangah ke Madura, pulau yang memiliki banyak cerita istimewa. Inilah pulau dengan sejuta kisah menarik. Termasuk saat mengunjungi Gunung Geger. Bukan gunung yang sesungguhnya, karena hanya sebuah bukit kecil saja. Tapi orang Madura yang pulaunya tidak memiliki gunung, menyebutnya dengan gunung atau ghunong kalau penduduk asli melafalkannya.

Dan, sampailah saya ke Ghunong Gheggher. Sebuah kawasan asri, 30 Km dari pusat Kota Bangkalan. Arahnya ada di sisi tenggara. Dengan ketinggian 200 mdpl, Gunung Geger memiliki pemandangan yang mempesona.

Menakjubkan. Begitu sampai, sudah langsung disambut kesejukan yang magis. Hanya saja, yang saya lakukan bukan wisata spiritual, melainkan sekadar mengantar seorang kawan melancong. Jadi waktunya serba terbatas. Ya, waleh-waleh menopo, meskipun saya asli Jombokarto, tapi punya gubuk di Madura yang bisa jadi jujugan poro konco jika sedang di Pulau Karapan Sapi ini.

Secara sekilas-sekilas saja, saya menjelajah dalam rentang pendek, karena trip kawan saya itu di Mandura lumayan padat. Andai memiliki waktu panjang, niscaya banyak yang bisa diresapi dari tempat adem ini.

Goa Pelanangan atau goa yang dikeramatkan orang dan sering dimanfaatkan untuk tempat tirakat dan sebuah tempat di puncak Gunung Geger berupa tumpukan batu karang setinggi 15 meter, mirip bangunan langgar yang disebut dengan “pelanggaran”.

Tapi sudah pasti, Gunung Geger, bukan tempat biasa. Sebab, para peziaran mengalir, dengan segala tujuan. Ada yang sekadar penasaran, ada yang ingin benar-benar ziarah mendoakan leluhur, tapi ada yang punya niat lain, misalnya saja bersemadi.

Memang, ini tempat keramat.  Konon sudah sangat banyak orang yang bertapa, kemudian menemukan apa yang dicari. Mereka bersemadi tidak di satu titik melainkan menyebar di semua yang dikeramatkan sesuai dengan tujuannya: Gua Petapan, Gua Potre, Gua Pancong Pote, dan Gua Pelanangan.

Dalam cerita tutur, semua tempat keramat di Gunung Geger, memang dulunya menjadi tempat bertapa para sakti. Gua Petapan misalnya, bekas pertapaan Adipoday yang bersebelahan dengan pertapaan Putri Kuning di Goa Potre.

Kedua tokoh yang dihormati masyarakat Madura itu (setidaknya abadi dalam cerita lisan) juga dimakamkan di sekitar gua.  Putri Kuning di depan Gua Potre, lalu makam Adipoday di utara Gua Petapan.

Masih di Gunung Geger, ada pula Gua Pancong Pote yang merupakan pertapan Ratu Syarifah Ambani. Ia adalah permaisuri Pangeran Cangkraningrat I. Memerintah di Kerajaan Plakaran Arosbaya, Cakraningrat I berkuasa dari tahun 1546 hingga 1569.

Lalu, demi memperjuangkan keturunannya agar tetap bisa berkuasa sebagai Raja Plakaran Arosbaya, Ratu Syarifah bertapa di Gua Pancong Pote. Berhasil. Karena keturunan Cakraningrat I mampu menguasai kerajaan hingga generasi ketujuh.

Sementara itu, di Gua Pelanangan, juga terdapat benda keramat bagi kaum pria. Ia terbentuk dari stalakmit yang terlihat perkasa. Panjangnya 1,5 meter serta 15 cm garis tengahnya. Seperti umumnya stalakmit, batu purba ini menggantung dengan indah. Ia menjadi tujuan para laki-laki berburu keperkasaan. Caranya, dengan memanjat dindin, untuk kemudian berusaha menyentuhnya. Dengan begitu, ia akan memiliki keperkasaan yang sempurna.(meidi)

About redaksi

Check Also

Jasa Raharja DIY Sinergitas Kemitraan dalam Kerjasama pelayanan santunan di RS Panti Rapih

Yogyakarta,kabarno.com – PT Jasa Raharja Cabang D.I Yogyakarta terus meningkatkan kualitas diri pegawai dalam rangka …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *