Hari Ahad kemarin adalah Ahad Legi. Dalam penanggalan Jawa, Minggu Legi itu, bertepatan dengan tanggal 2 Dulkaidah 1951 tahun Jawi. Dan, di hari Minggu itu, penari kondang sejagad dan seniman top Jogja, Didik Nini Thowok, membuka pasar tradisional Minggu Legen, di Khayangan.
Pasar yang berada di area wisata Dusun Bendung Khayangan, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo itu, diberi nama Pasar Nini Thowok. Dibuka hanya selapan ndino sepisan atau 35 hari sekali, setiap Minggu Legi.
” Mas Didik itu orangnya tidak mau berhenti berfikir beliau sangat kreatif. Inilah embrio Kraton Nusantara yang akan dibangun di Kulon Progo. Beliau mengajak masyarakat sekitar Khayangan untuk membangun keramaian yang positif. Membuktikan bahwa paribasan pasar ilang kumandange, tidak terbukti,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Untung Waluyo.
Pasar ilang kumandange, tambah Untung Waluyo, menjadi ramalan yang akan menandai datangnya akhir zaman. Ia berharap, masyarakat bersama-sama membuktikan bahwa pasar belum ilang kumandange.
“Marilah kita buktikan dengan adanya Pasar Nini Thowok setiap Minggu Legi ini, kita ramaikan kembali pasar tradisional dengan aneka kesenian. Dan jadikan pasar ini menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat,” kata Pak Kadis.
Usai membuka Pasar Nini Thowok, Untung menegaskan bahwa pasar ini digagas oleh masyarakat yang dimotori Didik Nini Thowok. Merupakan pasar aneka kuliner yang dipadukan dengan pergelaran seni tradisional. Setiap hari Minggu Legi, pasar dibuka dari pagi pukul 06:00-10:00 WIB.
“Gagasan yang melandasi pembuatan Pasar Minggu Legen, konon menurut sejarah di tempat ini pernah berdiri pasar yang cukup ramai,” jelas Didik Ninik Thowok kepada Kabarno.com, di lokasi pembukaan Pasar Nini Thowok atau Pasar Minggu Legi, Minggu, 15 Juli 2018. (yad)