Sanggar Bodronoyo dari Girimulyo Lestarikan Jaranan, Klono Topeng, & Angguk

oleh -468 Dilihat
oleh

Sanggar Seni Bodronoyo dari Desa Pendoworejo, Girimulyo, Kulon Progo, selalu meningkatkan kualitasnya. Salah satunya, dengan pentas secara rutin. Karena dengan naik panggung, tidak hanya kualitas yang naik, tapi juga inovasi dan kreativitas.

Menurut Singgih Wibisono, pengelola Sanggar Seni Bodrono, komunitasnya adalah pelestari tinggalan nenek-moyang. Sebagai generasi penerus, personil sanggar memang punya komitmen, agar kesenian tidak punah.

“Sanggar seni Bodronoyo merupakan sanggar yang melestarikan tinggalan nenek moyang, seni jaranan, Klono Topeng dan Angguk merupakan seni budaya yang sudah lama di ciptakan nenek moyang, untuk itu kita sebagai penerus perlu melestarikan,” katanya, saat ditemui di sanggarnya, siang tadi, Kamis, 26 Juli 2018.

Istana, tokoh masyarakat dan juga salah satu generasi muda yang menggeluti budaya ini, mengatakan seni budaya yang ada di Girimulyo memang harus diteruskan. Dan, Sanggar Bodronoyo merupakan alih generasi dan pewarisan karya seni budaya.

“Sanggar Seni Bodronoyo yang menampilkan Jaranan klasik, Topeng Klono dan Tari Angguk, semoga saja akan menambah khasanah budaya di Kulon Progo,” katanya berharap Bodronoyo mampu lestari hingga nanti.

Seni budaya, lanjut Istana, harus dilandasi kreativitas agar mampu bertahan. Salah satunya, dengan memadukan antara seni tradisi atau klasik dengan seni modern. Oleh karena itu, setiap pelaku seni dituntut untuk terus belajar dan menyesuaikan dengan perkembangan global, termasuk di era milenial saat ini.

Istana mengajak masyarakat untuk menjadi penonton yang cerdas. Penonton cerdas adalah yang mampu menilai sebuah pementasan, bukan saja sebagai tontonan. Sebab, di sana ada nilai-nilai, sehingga penonton harus mampu menterjemahkan karya seni secara spiritual dalam konteks keagungan budaya. (yad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.