Temu Wicara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan masyarakat DIY di Jakarta, sukses digelar. Gayeng dan mat-matan, di Ruang Kecapi Hotel Santika TMII, Sabtu pagi hingga siang, 14 Juli 2018.
Suasana hangat sudat terasa sejak pertemuan yang difasilitasi oleh Kantor Perwakilan Daerah (Kaperda) DIY di Jakarta itu. Tampil sebagai pembicara, Kepala Bappeda DIY, Drs Tavip Agus Rayanto, Msi serta Wakil Ketua DPRD DIY, Arif Noor Harmanto.
Sepanjang pagi hingga menjelang istirahat siang, Mas Tavip menjelaskan berbagai rencana yang akan dikerjakan oleh Pemprov berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.
“Ini luara biasa. Antusiasme peserta membuat saya bahagia. Padahal kalau saya berbicara di Jogja, tanggapannya tidak seperti ini. Sayangnya saya sudah menyanggupi acara dengan Dinas Kebudayaan jadi harus pamit duluan,” kata Kepala Bappeda DIY.
Selanjutnya, Tavip Agus Rayanto berharap, Kaperda DIY di Jakarta, bisa membuat foru seperti ini yang lebih dekat lagi. Tidak hanya dialog satu arah tapi yang interaktif, akan lebih banyak masukan untuk Pemrov.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi DIY, Arif Noor Harmanto. Menurutnya, banyak persoalan di DIY yang membutuhkan masukan dari masyarakat. Terutama, karena Jogja mengalami persoalan sosial yang tidak mudah dipecahkan.
“Ada pergeseran tata nilai yang serius. Saat ini, di Jogja sudah banyak apartemen yang mahal-mahal, padahal sendi utama orang Jogja itu sesrawungan. Bagaimana mau srawung kalau tinggal di apartemen,” katanya mencontohkan permasalahan sosial di Jogjakarta.
Suasana gayeng memang terus terjadi. Meski akhirnya, Kepala Bappeda harus meninggalkan ruangan karena mengejar penerbangan, Arif Noor mampu membuat pertemuan terasa berjalan cepat. Semua orang seperti ingin ikut menyumbangkan ide-idenya untuk DIY.
“Ini baru pertama kali, anggota paguyuban di Jakarta diundang dalam sosialisasi RPJMD. Seharusnya memang seperti itu, agar kita juga tahu apa yang terjadi di Jogja. Kita yang dari Kulon Progo juga paham, Bandara Temon itu jadinya akan seperti apa,” kata Romidi Jamil, Ketua Umum Komunitas Janturan I (Komjantu) yang membawa tujuh anggota Komjantu dalam pertemuan itu.
Senada dengan Romidi, Denpur juga merasa bangga bisa bertemu dengan pejabat dari Jogjakarta. Sebab, peristiwa semacam ini jarang terjadi. Apalagi ini juga bukan pertemuan biasa, karena membahas RPJMD. “Kita merasa seperti dilibatkan, meski hanya sebagai pendengar,” katanya.(kib)