Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, seperti biasa, tampil santai, santun, dan percaya diri. Tadi malam, saat berbicara di depan jamaah taraweh, dalam pembukaan Safari Taraweh Pemkab Kulon Progo, bupati berbagi oleh-oleh cerita selama menjadi pembicara di Forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) 12 Mei 2018 lalu.
Kehadiran Dokter Hasto di forum internasional itu, bukan hanya mewakili Indonesia, tapi Asia di pertemuan bertajuk International Council for Small Business (ICSB) itu. Bupati mengaku tidak menyangka, heran, dan ngungun, karena bisa dipilih mewakili Indonesia dan Asia.
Hingga berada di Amerika, dokte Hasto masih belum percaya ditunjuk ikut berbicara di forum PBB. Ia belum tahu apa yang menjadi alasan dirinya terpilih. Tapi setelah itu, baru terjawab bahwa Kolon Progo dipilih karena beberapa langkah kongkret yang ternyata dibaca dunia.
Usaha Pemkab Kulon progo mendapat sertifikasi internasional untuk gula kelapa (palm sugar), menjadi salah satu alasan dirinya diundang berbicara di PBB. Sebab, dengan sertifikasi itu, dunia internasional ngerti, percoyo bahwa membuat gulo kelopo itu, prosese alamiah tur kangelan.
Padahal, menurut Hasto Wardoyo, niat awal Pemkab mendapat sertifikasi internasional, tujuannya bukan untuk gagah-gagahan. Niat utama sertifikasi itu adalah agar gula Jawa yang dihasilkan masyarakat Kokap, laku di pasar luar negeri.“Ora golek penghargaan internasional,” tegasnya.
Seperti diketahui, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, diundang PBB untuk tampil di forum ICSByang bertema Human Entrepreneurship. Keberangkatan Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo ke PBB, adalah buah kerja kerasnya memenangi Natamukti Awards. Ini adalah penghargaan yang diberikan ICSB Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM.
Selain menjadi pemenang Natamukti Awards, Hasto Wardoyo juga seorang Kepala Daerah yang entrepreneurial. Dari MarkPlus Inc dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten se-Indonesia (APKASI ), penghargaan Entrepreneurial Awards diberikan pada 2017 lalu.(meidi gunawan)