Nilai-nilai Pancasila, harus terus ditumbuhkan. Menurut Wakil Ketua DPR, Utut Adianto, Pancasila adalah nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat. Di saat zaman bergerak, lalu terjadi pergeseran nilai-nilai, pendidikan Pancasila dalam kurikulum wajib sempat dihilangkan.
Saat membuka acara Simposium Institusionalisasi Pancasila Dalam Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan di Jakarta, Senin 30 Juli 2018 kemarin, penegasan itu disampaikan Utut secara khusus.
“Pertama event Simposium Nasional ini diinisiasi oleh Badan Keahlian DPR. Kita ingin tahu apakah nilai-nilai Pancasila sudah ada. Kalau asas dan tujuannya ada. Karena kan kalau bikin undang-undang pertama ketentuan umum, kedua asas dan tujuan, Itu semua Pancasila dan UUD 1945. Nah yang sekarang kita inginkan ini tata nilainya masuk,” kata Utut.
Melalu acara simposium, Utut berharap akan melahirkan pemikiran segar sehingga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara.
“Nanti BPIP juga memberikan masukan yg konkret. Diharapkan nanti ada pemikiran-pemikiran baru dari perserta bagaimana onsep ideologi Pancasila dan implementasinya terhadap Peraturan Perundang-undangan,” jelasnya.
Simposium Nasional yang dihadiri 200 peserta. menghadirkan pembicara dari berbagai elemen di antaranya Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Anggita Satuan Tugas Khusus BPIP Romo Benny Susetyo, Ketua Mahkamah Konstitusi Periode 2009 – 2013 Mahfud, MD, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan sejumlah pembicara lainnua yang berkontribusi menyampaikan pemikirannya terhadap ideologi pancasila dan peraturan perundang-undangan.
“Nanti BPIP juga memberikan masukan yang konkret. Diharapkan nanti ada pemikiran-pemikiran baru dari perserta bagaimana onsep ideologi Pancasila dan implementasinya terhadap Peraturan Perundang-undangan,” tutur Utut Adianto. (mid)