Soal Kemiskinan Kulon Progo, Bupati Ngendiko: DURUNG PECUS KESELAK BESUS

oleh -273 Dilihat
oleh

Selasa  30 Januari 2018. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengadakan  mengadakan Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD Tahun 2019. Tempatnya di Aula Adikarta  atau yang lebih Familier di Gedung Kaca Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.  

Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) ini, merupakan bagian tahapan proses perencanaan pembangunan. Tujuannya guna memperoleh masukan dalam penyempurnaan Rancangan Awal RKPD Tahun 2019.

Acara dihadiri oleh Forkompimda,  DPRD, seluruh pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Kulon Progo, Tokoh Masyarakat, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, dan LSM yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Juga LSM  perwakilan dari Purworejo, Bantul, Sleman dan Magelang.

Dalam  sambutannya, Bupati Kulon Progo dr. Hasto Wardoyo Sp.OG(K) meminta agar pemerintah selalu berkomunikasi dengan masyarakat.  Sebab,  masyarakat selalu melihat pemerintah melalui program-programnya.

Selanjutnya, bupati mengabarkan hal yang menggembirakan bahwa di Kulon Progo angka pengangguran menurun. Berbeda dengan angka kemiskinan yang masih mencapai 20 % dari jumlah penduduk. Lalu,  standar pendapatan per kapita di Kabupaten Kulon Progo ditetapkan sebesar Rp  312.000.

Kemiskinan yang terjadi di Kulon Progo menjadi  keprihatinan khusus  Bupati Hasto. “Durung pecus keselak besus,” ungkap Bupati Kulon Progo yang artinya belum mampu namun sudah berpenampilan mampu. Ungkapan ini disampaikan untuk menggambarkan kemiskinan di Kulon Progo. Ini bisa dilihat dari naiknya pembelian motor, pembelian alat komunikasi, pembelian pulsa dan sebagainya. Bupati berharap agar masyarakat bisa meningkatan daya produktifitasnya tidak malah membesar-besarkan sifat konsumtifnya.

Pada bagian akhir sambutannya, Bupati Kulon Progo menyampaikan program pemerintahannya. Salah satu yang menjadi prioritas adalah  Bedah Menoreh. Program ini, akan membuat koneksi 12 tempat wisata di Kulon Progo dari Waduk Sremo, Kalibiru, Gunung Gajah, Kedung Pedut, Wisata Teh Nglinggo, Suroloyo, Wisata Religi Sendang Sono sampai dengan Kawasan Borobudur di Magelang. Jika semua jalur telah terkoneksi diharapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar jalur tersebut.(st)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.