Ini, seni religi. Orang mengenalnya dengan sangat baik sebagai seni Sholawatan. Dan, di Kemiri Kaliagung Sentolo, Kulon Progo, Jogjakarta, Sholawatan iseh lestari.
Namanya top banget. Sholawat Diba’an Lintang Wali Songo. Yang lebih top lagi, kesenian Islami ini, dimainkan oleh sekelompok warga mulai dari usia muda hingga tua. Semua seperti ingin meletarikan sholawatan.
“Njih kedah dipun uri-uri mas, lha wong meniko kesenian ingkeng kedah dipun upokoro. Kanjeng Sunan badhe lumebet agami Islam njih mai kesenian. Sae meniko ngginakaken ringgit cucal menopodene shalawatan puniko,” kata Sudi Purwanto, Rois Desa Kemiri.
Sholawat Diba’an Lintang Wali Songo ini beranggotakan 36 anggota, beralamat di Kemiri, Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo, Jogjakarta. Tidak ada kata latihan yang jelas, tapi setiap malam Jum’at Kliwon ditampilkan berpindah-pindah di semua anggota yang menginginkan.
Menurut Mulyo Sumitro, salah seorang anggota grup sholawatan ini, selain main di rumah-rumah anggota grup, Diba’an Lintang Wali Songo juga sering mengisi di tempat-tempat orang yang punya hajat seperti supitan, mantu dan orang yang melaksanakan syukuran. “Sewulan paling mboten pentas kaping kalih, lha menawi wonten Wulan Mulud keporo kaping 12 punjul,” jelas dengan ekspresi senang. (yad)