Masyarakat Samigaluh menggelar Saparan, dengan kirab gunungan. Camat Samigaluh, Triyanto Raharjo ikut bergenbira karena tradisi Saparan masih lestari.
“Tradisi bagi masyarakat Jawa utamanya saat ini perlu dilestarikan, kita gali dan kita kembangkan untuk kita jadikan destinasi wisata yang sangat menarik perhatian,” ungkapnya.
Triyanto menambahkan sebelum acara saparan, pada malam harinya di selenggarakan hadroh dan karawitan sedangkan siang harinya dilaksanakan kirab budaya mengusung gunungan yang terbuat dari hasil bumi Pedukuhan Dukuh Desa Purwoharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo.
Gunungan di kirab keliling pedukuhan diikuti bergodo dan warga masyarakat yang membawa nasi kenduri yang di kemas dengan daun kelapa, seusai dikirab, dan sampai di balai pedukuhan gunungan dan kenduri didoakan oleh seorang rois setempat dan dimakan bersama.
Saparan Pedukuhan Dukuh dilaksanakan sudah berpuluh puluh tahun sehingga anak cucu setiap bulan jawa sapar memetri nguri uri, konon cerita merupakan pengetan Kyai Sapar dan Nyai Sapar yang pernah singgah dan melakukan semedi di Dukuh. (yad)
