Ini tentang rasa rindu masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel). Rasa rindu yang bisa dituntaskan di Anjungan Sumsel di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
“Jika warga Sumsel rindu kampung halaman, datang aja ke anjungan, karena di sana ada semua produk atau hasil bumi Sumsel. Kesenian daerah dan makanan khas juga tersedia. Bisa dibilang jika berada di anjungan serasa pulang kampung. Karena anjungan menjadi miniatur Pemprov Sumsel,” kata Kepala Badan Penghubung Pemprov Sumatera Selatan, Amsirul Agus Bastiar di Jakarta, Kamis 26 Juli 2018.
Anjungan Sumsel, tambahnya, merupakan tempat mempromosikan produk unggulan daerah, seperti kain tenun songket, makanan khas pempek dan hasil bumi. Anjungan juga sebagai tempat pergelaran budaya dari berbagai kabupaten dan kota di Sumsel.
Amsirul menegaskan, tiap minggu anjungan menyajikan musik tradisional dan menjual makanan khas. Pemkab pun sering menggelar acara untuk mempromosikan kearifan lokal. Yang jelas anjungan berkontribusi untuk mempromosikan wilayahnya agar lebih dikenal di luar negeri.
Acara rutin dari anjungan, selalu ada sealin acara yang digelar bekerjasama dengan pengelola TMII. Saat HUT TMII pada April 2018, misalnya, anjungan Sumsel menggelar festival kuliner nusantara, gebyar seni budaya, pameran makanan Khas Sumsel, pameran roduk unggulan daerah Sumsel, pergelaran seni budaya Provinsi Sumatra Selatan.
Pada bulan Juni 2018 ketika digelar Pekan Lebaran, anjungan juga menampilkan pergelaran seni budaya Sumsel, pameran makanan khas Sumsel. Juli 2018 pekan Liburan Sekolah diadakan Seni Budaya Sumsel, pameran makan Sumsel, pergelaran Seni Budaya Ogan Ilir, pergelaran Seni Budaya Prabumulih, pergelaran Seni Budaya Musi Banyu Asin, pergelaran Seni Budaya Oku Selatan.
Amsirul Agus Bastiar mengharap, warga Sumsel yang berada di perantauan, terutama sekitar Jabodetabek agar berkunjung ke anjungan untuk menikmati makanan khas Palembang serta menikmati musik tradisional dan lagu daerah. “Dengan mencintai budaya serta produk lokal, berarti kita ikut melestarikan dan mengembangkan budaya daerah,” katanya. (mdk)