Jumat malam, 6 Juli 2018. Kemeriahan terjadi di Pondok Pesantren As-Salam, Siluwok, Tawangsari, Pengasih, Kulon Progo, Jogjakarta. Kemeriahan yang dilanjutkan suasana khidmat, saat pengajian akbar dan syawalan dimulai.
Kepala Desa Tawangsari, Sigit Susetyo ikut senang melihat keramaian itu. Ia mengaku, baru kali ini ada pengajian yang dihadir banyak jamaah. Benar. Kurang lebih 500 orang warga Tawangsari mengikuti pengajian tadi malam.
Sigit Susetyo berpesan kepada warga masyarakat, agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Ia menyebut satu contoh usaha tahu di Bujidan yang sejak lama bisa membuka lapangan pekerjaan. Usaha itu, tentu saja bisa dikembangkan. Juga bakpia yang sudah ada, bisa terus dikembangkan.
Sebagai Kades, Sigit sangat berharapa, warga Tawangsari harus siap menghadapi persaingan hidup yang saat ini semakin keras. Apalagi, dalam waktu dekat, Desa Tawangsari akan ikut terkena imbas kemajuan, setelah Bandara Temon beroperasi.
Sementara itu, pada acara Pengajian Akbar dan Syawalan warga Tawangsari Pengasih, tadi malam, yang tampil sebagai pemberi tausyiah adalah KH Muhammad Jazari SAG. Ustadz dari Nanggulan Kulon Progo ini, menyampaikan tausiyahnya dengan peragaan wayang kulit.
Tadi malam, Kiai Jazari menampilkan tokoh Rahwana yang melambangkan keserakahan dan durhaka yang mendambakan kemenangan yang dilambangkan dengan Dewi Shinta. Namun semua perbuatan Rahwana bisa dikalahkan oleh Anoman, tokoh yang melambangkan kesucian.
Dalam kehidupan, orang tidak perlu mencontoh Rahwana. Sebab, yang pantas dicontoh adalah Anoman, meski kecil badannya dan berujud kera, namun tokoh yang suci, jujur, dan taat kepada pimpinan. Selain itu, juga penurut, selalu membela kebenaran demi kesejahteraan, kemakmuran. (yad)