Republik Indonesia berusia 70 tahun, sudah lama Indonesia merdeka. Namun demikian masih banyak penduduk miskin. Mereka tidak mampu membeli beras, apalagi kebutuhan lain.
Mereka tidak setiap hari makan nasi. Mereka tidak makan nasi tiga kali sehari, juga tidak dua kali sehari. Masih banyak di antara anggota masyarakat yang hanya sekali makan nasi dalam sehari.
Kemiskinan yang mendera, mereka hanya mampu makan nasi sehari sekali. Selebihnya makan hasil bumi dari kebun sendiri. Ada umbi-umbian seperti singkong, mbili, gadung, ganyong, garut. Ada yang memakan langsung dari ladang setelah direbus. Ada juga yang memasak beraneka ragam panganan hasil olahan sederhana.
Saya mempunyai komitmen tidak makan nasi selama masyarakat Kulon Progo masih ada yang belum mampu membeli beras. Kalaupun makan nasi dari hasil produksi petani setempat.
Diagnosis kemiskinan dilakukan diunit-unit terkecil masyarakat agar dapat ditemukan akar masalah penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program pengentasan kemiskinan dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut.
Program Posdaya di Kulon Progo ada tiga kecamatan yang memiliki Posdaya, yaitu Kecamatan Pengasih, Temon dan Panjatan. Diharapkan sembilan kecamatan lainnya dapat mengadopsi program Posdaya.
Anggota PWRI yang terdiri dari para pensiunan bersama-sama turun ke desa mendampingi masyarakat mengembangkan Posdaya. Pembangunan berbasis keluarga harus memanfaatkan dukungan kearifan lokal sedangkan program pembangunan yang berkeadilan seperti yang tertuang dalam Intruksi Presiden adalah pembangunan pro rakyat, keadilan untuk semua guna menyukseskan Sustainable Development Goals (SDG’s).
Bupati dan Pemda hendaknya mengubah program pengentasan kemiskinan yang bersifat charity menjadi pendekatan human right, dengan terus giat belajar, bekerja keras dan cerdas serta optimis. Ukuran keberhasilan pembangunan keluarga bukan jumlah miliar rupiah uang dibelanjakan, tetapi berapa banyak keluarga yang ikut dalam gerak pembangunan. Untuk mengentaskan kemiskinan, satu keluarga kaya harus mendampingi satu keluarga miskin.(bersambung)