Home / MAF / Rame-rame Nganyari Trowongan Bandara

Rame-rame Nganyari Trowongan Bandara

Malam agak agak mendung mau hujan. Tapi tak menghalangi kami untuk melihat destinasi wisata baru, underpas YIA di Kapenewon Temon, Kulon Progo

Mobil kijang bak terbuka yang penuh dempulan,mobil yang biasa mengangkut dagangan rongsok atau daur ulang, sudah dinanti puluhan anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu. Semua ingin melihat sekaligus berekreasi di underpas Bandara YIA.

Ya benar. Sekarang trowongan bandara menjadi destinasi wisata baru bagi anak-anak, kaum muda dan orang tua. underpas yang diklaim terpanjang se Indonesia ini, memiliki panjang 1,4 km. Sejak diresmikan Jumat kemarin, trowongan itu tiap hari ramai dikunjungi orang yang berwisata.

Dan malam itu halaman rumah kami benar-benar penuh dengan orang. Mereka ingin ikut berekreasi di underpas tersebut.

Akhirnya kami berangkat, tapi tidak langsung menuju underpas, tapi kami menuju kearah seworan, suatu desa yang masih dekat dengan desa kami,ya jaraknya kisaran 3 km. Sampai disana ternyata sudah banyak orang yang menunggu.

Memang orang-orang itu masih kerabat yang juga ingin ikut nganyari trowongan bandara. Jadi mobil langaung menuju ke barat ke arah bandara.

Dalam perjalanan kami tampak riuh seperti para suporter PSS atau PSIM melihat tim kesayangan berlaga. Dalam mobil itu pun penuh gelak tawa, canda, seperti ingin menghilangkan penat seharian bekerja.

Kami pun sampai di bibir underpas. Suasana senang bercampur haru dan bahagia nampak dalam hati kami. Perlahan mobil kami masuk yang langsung mendapat suguhan suasana megah plus wah. Dalam lorongan tersebut, terlihat ada lukisan tiga dimensi tarian angguk yang merupakan kesenian asli Kulon Progo. Ada di sebelahnya ukisan tiga dimensi jatilan yang juga merupakan kesenian daerah sini.

Di pinggiran underpas itu banyak terlihat kaum muda berselfi. Kami juga mengabadikan momen itu dengan membuat video atau pun menfoto. Jeprat jepret tak kalah dengan anak muda tersebut.

Setelah melewati underpas pertama kami pun langsung menuju ke barat. Sampai 1 kiloan baru memutar balik menuju underpas di sisi sebelahnya, sambil menuju arah pulang.

Setelah beberapa menit kami pun masuk lagi menuju lorongan tersebut. Suasanapun tak berubah, nampak ramai dan meriah. Dalam hati saya ada rasa trenyuh. Dulu daerah saya ini, dikenal sebagai daerah termiskin dan terbelakang.

Tapi rasa-rasanya, Kulon Progo akan menjadi kota internasional. Dusun yang dulu sepi akan menjadi ramai. Barudengan underpas saja sudah begitu ramai, apalagi bandara internasional sudah jadi beroperasi penuh, dengan segala aspek prasarana pendukungnya, benar-benar daerah sini akan menjadi super ramai.

Akhirnya kami menuju ke rumah dengan kesan bahagia. Walaupun ketok ndesone, maklumlah kami memang orang kampung, tapi melu bangga punya trowongan bandara.(maspriyo)

About redaksi

Check Also

Meneng-meneng, Pak Imron nduwe Prestasi Okeh

Mlebu metu ndeso adalah kegiatan kesehariane. Yoiku nggolek rongsok. Kesibukan kuwi koyo wis biasa, saben …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *