Praktisi Gamelan pasti akan selalu ingat dengan pemberian nama nama pada Gamelan di beberapa tempat seperti keraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat.
Sebut saja Gamelan Kyai Sekati, Gamelan Kyai Guntur Madu, Gamelan Kyai Guntur Sari, Gamelan Kyai Nagawilaga, Gamelan Kyai Kanyut Mesem dan beberapa nama lainya.
Pemberian nama ini tentu saja bukan tanpa maksud, secara mendasar pemberian nama pada Gamelan agar Gamelan tersebut mudah diingat dan sebagian berkaitan dengan sisi kesakralan.
Disadari atau tidak ternyata juga sangat berdampak pada sisi pelestarian budaya gamelan, dengan pemberian nama maka dengan mudah juga akan diketahui tahun pembuatan, nama pembuat, jenis dan Laras gamelan. Semua sangat bermanfaat untuk literasi ilmu pengetahuan di bidang gamelan.
Pemberian nama pada gamelan pada era saat ini dirasa sudah sangat menurun gaungnya, padahal sudah berapa banyak gamelan dibuat dan bertebaran di seluruh Nusantara bahkan di Negara negara Manca.
Pemilik akan dengan mudah memberikan nama dan tentu saja akan menjadi kebanggaan bila gamelan tersebut digunakan pada sebuah pagelaran. Dan tentu saja akan membawa dampak kesakralan serta kehati hatian dalam memperlakukan gamelan tersebut, sehingga kejadian ada sandal jepit diselipkan di gamelan dapat terhindarkan.
Gamelan Summit 2024 sudah diawali pencanangannya, mari rasa cinta kita terhadap gamelan dimulai dengan melakukan Gerakan Pemberian Nama Pada Gamelan.
Nama nama gamelan ini nantinya juga dapat digunakan untuk melakukan pendataan gamelan sehingga kita tahu benar berapa banyak gamelan yang ada di Indonesia atau bahkan sampai Manca Negara lengkap dengan pemilik, pembuat, tahun pembuatan, jenis dan tipe, Laras dan sebagainya.
Semoga kita tetap bangga dengan Budaya Nusantara trrlebih terhadap Budaya Gamelan yang sekarang sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda.
Salam Budaya
