Sore-sore Dahar Bakmie Ditemani Pak Camat

oleh -14 Dilihat
oleh

Udan angin pantang bagi aku untuk berhenti. Pantang berhenti melanjutkan aku misiku. Ya misiku, yaitu menjajal bakmi di seantero Kulon Progo.

Walau kadang-kadang aja (dengan intensitas agak sering), kami menjajal, mencicipi dan menikmati bakmi. Tidak hanya di Kulon Progo, tapi sampai Bantul, Sleman, atau Kota Jogja.

Beberapa bakmi kenamaan pernah kami cicipi dari lokal Kulon Progo sampai di luar pun lidah ini pernah mencicipi. Semisal bakmi Melung di Bantul sampai bakmi Pele di pojok alun-alun utara Kraton Jogja.

Dan jadwal hari ini, kami akan menjajal bakmi di Serang yang konon katanya orang-orang enaak sekali.

Saya ditemani teman istimewa. Yaitu Pak Camat Warsidi. Sebenarnya, beliau ini sudah purna dari tugas-tugas negara, tapi kami masih senang memanggilnya Pak Camat. Di Kulon Progo (dan seluruh DIY) nama camat juga sudah tidak dipakai. Sebab, penyebutan resminya adalah Panewu. Tapi khusus untuk Pak War, lebih enak disebut Pak Camat.

Dari periode 2017 sampai 2020, Pak Warsidi memang seorang camat. Selain Camat Kapanewon Kokap, pernah pula memimpin kapanewon Pengasih. Penewu yang supel dan merakyat. Sampai-sampai, mau dengan saya tanpa basa-basi. Bergaul seperti saudaranya aja….

Hari itu, kami (sayam bapakm dan adik)  mengajak pak camat berangkat. Yah lumayan dengan gerobak tua milik kakak saya pun, langsung menuju lokasi.

Wah sampai di sana saya langsung diberi pemandangan yang menunjukan bahwa warung itu memang ramai. Pembeli sampai antre. Ya tentu pemandangan parkirnya yang sudah kelihatan padat walaupun dari jauh.

Kami langsung parkir dan menuju warung bakmi. “Mbak, bakmi nyemek 4, teh panas 2, es teh, 1 jeruk anger 1,” saya berkata dengan cekatan, pengaruh sudah tida sabar ingin menikmati mie nyemek legendaris itu.

Kami menunggu pesanan sambil ngobrol ngalor-ngidul. Sesekali kami pun tertawa lepas, cekikikan sambil menghilangkan penat setelah seharian kerja.

Beberapa saat kemudian pesanan kami pun datang,dan kami melahap bakmi pesanan saya. “Oeee pancen enak tenan tur akih banget,” tutur salah satu dari kami. Entah siapa tadi yang nyeletuk,tak ingat,saking enaknya kami menikmati bakmi ini.

Setelah selesai makan kami pun membayarnya, lalu menuju gerobak tua saya, sambil tertawa lepas cekikikan, tanda kami puas dengan wisata kuliner ini. Sudah ya sampai disini,sampai jumpa. See you...(maspriyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.