Jumat Pon, Saatnya Sowan Panembahan Senapati (5)

oleh -391 Dilihat
oleh

Keramat dan selalu memancarkan pesona gaib. Itulah, Kotagede. Itulah pemakaman wingit raja-raja Jawa di Kotagede. Itulah, tempat para pendiri Dinasti Mataram bersemayam. Tokoh-tokoh sakti pada abad 15 itu, nyaris selalu berkumpul, berkonsolidasi, serta menanti surga di Makam sakral Kotagede.

Selain ada Panembahan Senapati, yang sumare di sini adalah Ki Ageng Mataram ya Ki Ageng Pemanahan, penurut wiji ratu Tanah Jawa. Lalu, di samping ayahanda Panembahan Senapati itu, ada  pusara Panembahan Hanyakrawati, penerus Senapati yang ketika masih timur bernama Raden Mas Jolang. Sultan Mataram 1601-1613 M ini, juga sering dijuluki Panembahan Sedo Krapyak, untuk mengenang tragedy berburu di hutan Krapyak, yang membuatnya dipanggil Tuhan.

Kanjeng Ratu Retno Dumilah, istri kedua Senapati, juga disarekan di Kompleks Makam Kotagede. Dia adalah putri Adipati Rangga Jemuna, yang memimpin Madiun. Masih dibarisan putri, ada pula  istri Pemahanan, Nyai Ageng Mataram dan Nyai Ageng Nis. Lalu Nyai Ageng Pati istri Ki Panjawi, serta Nyai Ageng Juru Mertani.

Trah Mataram di pasca Perjanjian Giyanti (yang membagi dua keraton) yang bersemayam di sini adalah Sri Sultan Hamengku Buawana II dan Sri Paku Alam I. Panembahan Joyoprono sebagai penasehat Ki Ageng Pemanahan juga berada di makam Kotagede bersama tidak kurang 700 pusara lainnya. Termasuk Ki Ageng Mangir, menantu sekaligus musuh Panembahan Senapati. Penguasa Wanabaya dikubur dengan cara aneh; separo tubuhnya di dalam kompleks, separo lagi di luar.

Memasuki Komplek Pemakaman Raja-raja Jawa di Kotagede, sudah langsung disapa suasana sacral di Gapura Padaruksa. Bangunan ini, mencuplik model arsitektur Majapahit, leluhur Mataram yang menyebar kental aroma Hindu. Sebuah atap, menjadi perantara dua sisi gapura ini.

Tembok tinggi yang tebal, dengan gaya yang juga khas Hindu, mengelilingi komplek pemakaman. Pintu tebal gapura, lengkap dengan pintu gaya kupu tarung, melengkapi sisi mistis tempat wingit ini.

Di belakang gapura pertama ada Bangsal, sebelum menuju gapura kedua. Bangsal itu, didirikan di bawah sepasang Waringin Sepuh,  tanaman keramat persemabahan Kanjeng Sunan Kalijaga, jauh sebelum Kotagede menjadi kotaraja.

Pohon beringin yang berusia amat tua ini, dipercaya sangat angker, selain mendatangkan keberkahan. Para peziarah, lewat cerita gethok tular percaya, daun beringin yang jatuh terbuka dan tertutup, menjadi piantel keselamatan.

Melintasi Wringin Sepuh, masuk gapura kedua, akan bertemu  tembok menjulang setinggi  dua meter, yang menyekat bagian dalam. Jalan masuk ada di sisi kiri dan kanan, sebelum masuk gapura ketiga. Dari pintu ketiga itu, kompleks Masjid Agung berada. Inilah tempat yang dikenal dengan Dhondongan, rumah-rumah di kiri kanan komplek masjid. Dulu, dihuni para dhondong bersama kerabatnya.

Tentang Masjid Gede Kotagede, banyak pula kisah menarik terjadi. Kekeramatannya melengkapi keluhuran pusara para raja yang bersemayam di sana. Masjid dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Raja Mataram 1613-1645 M ini adalah cucu Panembahan Senapati yang menyempurnakan Mataram sebagai kerajaan besar. Masjid kuno ini, berdiri dekat dengan  Waringin Sepuh.

Masjid berada di dalam kompleks yang memiliki gapura bergaya paduraksa. Tembok gapura membentuk huruf  L. Simpul itu, konon untuk menghargai para penganut Hindu yang ikut membangun masjid.

Pada masa PB X (memerintah tahun 1893-1939 setelah Mataram pecah menjadi Surakarta dan Ngayogyakarta) masjid direnovasi. Untuk menandai pembangunan kembali masjid, Pakubuwana juga membuat prasasti lengkap dengan lambang Keraton Surakarta Hadiningrat.(bersambung)

Responses (6)

    1. thanks for your kind attention. i really need some information too if you had. any kind share with our site.
      ohh yes may i asking you,where do you come from?n why you use english conversation .if your in indonesia you can use bahasa.
      cause this site provided for orang ndeso to orang ndeso

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.