Kabupaten Ambal-1: Saat Suasana Damai Menyapa

oleh -429 Dilihat
oleh

Datang ke Kabupaten Kebumen, berhati-hatilah. Ini adalah tempat wingit dari masa silam. Kawasan tua yang banyak disebut dalam sejarah. Saya bersama Ki Setyo Budi, budayawan, dalang, dan Ketua Perkumpulan Tosan Aji Brajabumi, melakukan perjalanan spiritual ke Kebumen. Dan, dimulai dari bekas Pendopo Kabupaten Ambal.

Penyusuran spiritual di Kebumen berada dalam suasana mistik yang menggelitik. Perjalanan dimulai dari sisa-sisa tempat Kabupaten Ambal pernah berdiri. Kawasan di sisi selatan Kebumen ini, memang wilayah keramat. Bangunan Kabupaten Ambal memang sudah tidak ada, karena yang berdiri saat ini merupakan bangunan baru milik trah Bupati Ambal Purbonegoro.

Meski tidak ada yang terisisa dari Kabupaten Ambal, tapi ada jejak abadi yang dapat dilihat pada pendopo Kabupaten Kebumen yang saat ini menjadi rumah dinas bupati. Bangunan inilah yang dipindah dari Kabupaten Ambal.

Kisah perpindahan bangunan juga penuh cerita, karena tidak langsung ke Kabupaten Kebumen, melainkan dipindah ke Kabupaten Karanganyar. Kadipaten Karanganyar digabung dengan Kebumen, sehingga bangunan bekas pendopo Kabupaten Amal, diboyong menjadi pendopo Kabupaten Kebumen.

Menjelang petang, saya berada di tanah bekas berdirinya Kabupaten Ambal di Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kebumen.  Suasananya, tentulah, sangat keramat. Gapura lebar menyambut, sebelum memasuki tanah lega yang ditumbuhi banyak pohon-pohon tua. Saya melihat dari kejauhan, pohon kenanga dengan ukuran besar. Lalu, di antara rumput liar, ada pohon Nagasari yang sangat tidak biasa.

“Nagasari adalah pohon yang susah tumbuh. Tapi barangkali karena ini tanah karamat, jadinya bisa tumbuh di sini,” kata Ki Setyo Budi, seorang dalang Banyumasan yang juga spiritualis terkemuka di Kabupaten Kebumen.

Tidak hanya pohon Nagasari yang terasa wingit. Banyak cerita tersembunyi dari kawasan bekas berdirinya Kabupaten Ambal. Dan, mulai hari ini, saya akan menuliskan liputan khususnya untuk Anda, pembaca setia Lampu Hijau. (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.