Ini Imron, Anak Tukang Bubur yang Lulus Masuk Akmil

oleh -1466 Dilihat
oleh

Dia, anak ketiga dari enam bersaudara. Namanya Imron Ichwani. Bapaknya bernama Sugeng Suroso. Sehari-hari, Pak Sugeng keliling berjualan bubur ayam. Tapi putranya, dinyatakan lulus sebagai Calon Prajurit Taruna Akmil 2018.

Seperti anak muda lainnya, Imron punya cita-cita tinggi. Meski tinggal di sebuah desa di Jl  Cempaka RT 03/06 Desa Selabaya, Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, ia bermimpi bisa masuk STAN. Sebuah sekolah ikatan dinas yang terpandang.

Imron tidak asal punya cita-cita. Menurut sang ayah, putranya memang pinter. Sejak Sekolah Dasar sudah sering ikut lomba matematika. Nilai matematika 10 pada ujian nasional (UN). Di SMP dan SMA, Imron juga ikut lomba Olimpiade tingkat Provinsi.

Melihat jejak kepintarannya, tentu saja Imron melewati pendidikannya di sekolah-sekolah yang bagus. Ia enyelesaikan SD di SDN 1 Selabaya Kalimanah (2012), lalu SMPN 1 Purbalingga (2015).

Saat masuk SMA, Imron memilihnya di sekolah yang lebih favorit yaitu SMAN 1 Purwokerto. Jadilah, Imron harus tinggal bersama Kakeknya di Arcawinangun Purwokerto.

Selama berada di SMA, Imron aktif di banyak kegiatan. Termasuk Paskibraka. Berawal dari sana dan arahan dari Guru Pembina SMA, Imron yang awalnya bercita-cita masuk STAN bersama 16 rekan Almuni SMA N 1 Purwokerto mendaftar AKMIL.

Mampu menembus ketatnya penjaringan masuk Akademi Militer (Akmil) tentu saja membuat Sugeng Suroso bangga. Apalagi buat dirinya yang  hanya bekerja menjadi tukang bubur. “Saya cuma dagang bubur ayam keliling, berangkat jam 05.00 sampai jam 09.00 pagi. Rute jualan saya dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama 406/Ck, balik lagi ke rumah,” jelas Sugeng.

Sugeng mengetahui anaknya lolos pada tanggal 28 Juli 2018 yang lalu. Ia mengaku, langsung ditelepon oleh anaknya. “Alhamdulilah pak, saya lulus Capratar Akmil, besok tanggal 30 Juli 2018 saya ke Bandung untuk mengambil perlengkapan baju,” kata Sugeng menceriterakan telepon anaknya.

Ada haru, bangga, bahagia  dan tidak percaya. Sugeng sama sekali tidak peraya anaknya diterima menjadi Calon Prajurit Taruna Akmil. Kebanggaan yang sama ikut dirasakan keluarga besar Sugeng yang tahu bahawa Imron memang anak yang rajin, taat pada orang tua.

Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Arh Zaenudin, S.H., M.Hum  membenarkan bahwa ada anak tukang bubur yang lulus Taruna Akmil,

“Benar, salah satu Calon Prajurit Taruna Akmil tahun 2018 adalah anak tukang bubur ayam keliling dari Purbalingga. Itulah bukti bahwa menjadi Taruna Akmil itu bukan hanya untuk anak pejabat tetapi semua warga negara Indonesia yang memenuhi syarat,” jelasnya.

Letkol Arh Zaenudin menambahkan, menjadi Prajurit TNI adalah hak dari semua WNI, siapa saja boleh dan bisa, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, baik untuk calon Perwira, Bintara maupun Tamtama. “Dan yang perlu digaris bawahi, bahwa masuk TNI tidak dipungut biaya tetap GRATIS,” tegasnya. (yad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.