Rumah sederhana itu, berukuran 4 x 8 M2. Rumah milik Kusman, pria 42 tahun, warga pedukuhan Suruhan Karangsari, Pengasih. Ia adalah pengepul dan budidaya ngangrang yang sudah delapan tahun menjalani profesi langka itu.
Lahan yang dipergunakan budidaya ngangrang 4 x 8 M2. Diisi sekitar 5000 tombol (toples), yang setiap seminggu sekali harus disetor ke juragannya di Solo, Jawa Tengah. Ditemani istrinya, Asih yang berumur 39 tahun, setiap hari dari pagi hingga pagi, Kusman momong ngangrang.
Budidaya ngangrang memang menjanjikan. Seminggu sekali, menurutnya, keuntungan yang bisa dikantongi Rp. 5.000.000. Tapi memang, ia juga mengaku, budidaya ngangrang termasuk sulit. “Kalau cara momongnya tidak sabar kadang ngangrang bisa pergi begitu saja,” katanya.
Kusman memulai budidaya ngangrang dengan modal ketekatakan. Awalnya juga mencari di kebun-kebun milik tetangga. Ia, bahkan sampai berkeliling ke desa-desa yang jauh di wilayah Kulon Progo dan sekitarnya. Itu, ia jalani kurang lebih selama dua tahun.(yad)