Dalam beberapa jam lagi, hajatan warga Kulon Progo di perantauan, segera dimulai. Semua sudah siap. Wayang yang akan mengisi malam bahagia ini juga tinggal dimainkan.
Satu demi satu, panitia berbusana surjan lengkap siap menyambut tetamu. “Dimohon yang belum memakai surjan, segera ke ruang ganti, untuk mempersiapkan diri.” kata Pak Sukardi, panitia yang sudah siap bersurjan.
Dalang Ki Bagas Giyanto pun telah siap membawakan lakon Sesaji Rajasoya. Dalang dari Cerme Panjatan ini, merupakan dalang yang nyantrik pada dalang kesayangan masyarakat Kulon Progo, Ki Hadi Sugito. “Jadi dipastikan, gayanya juga seperti Pak Gito,” kata Agus Riyanto, Ketua Panitia Gelar Budaya.
Wayangan dalam gelar seni ini, menandai pelantikan pengurus Badan Koordinasi Paguyuban Kulon Progo (Bakor PKP). Pengukuhan pengurus memang menjadi salah satu hasil kesepakatan bersama dalam silaturahmi antara Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dengan masyarakat Kulon Progo di Jabotabek, Banten, dan Bandung, 1 April lalu.
Saat ini, berkumpul tidak kurang 75 paguyuban, alumni, dan kelompok masyarakat Kulon Progo di perantauan. Bakor PKP menurut Bupati Kulon Progo saat digelar silaturahmi, sebaiknya bergerak di bidang sosial. “Untuk yang lain-lain, misalnya masalah bisnis, dibentuk yayasan atau koperasi,” harap Hasto Wardoyo pada 1 April 2018 silam.
Perjalanan menyatukan para perantau Kulon Progo, dikisahkan oleh Agus Triantara. Termasuk tidak mudah. Apalagi kesibukan perantau di Jakarta misalnya, sangat padat sehingga sudah kehabisan waktu mengurus paguyuban.
“Silaturahmi dengan pak bupati awal bulan lalu, menjadi awal yang baik untuk kembali menyemarakkan gerak Bakor,” kata Agus yang menjadi Sekretaris Panita Gelar Seni dan Budaya Tradisi Kulon Progo 2018.
Malam ini, selain wayang kulit dan pelantikan pengurus Bakor PKP, gelar budaya juga akan diisi dengan sejumlah acara. Tapi yang paling dinantikan, tentulah hadirnya geblek, makanan khas Kulon Progo yang ngangeni.
“Harus datang lebih awal, kita sudah siapkan geblek dan ubo rampenya. Jangan sampai kehabisan, karena pengalaman tahun-tahun sebelumnya, geblek menjadi makanan yang paling dulu habis,” kata Haji Agus Riyanto, Ketua Gelar Citra Budaya Tradisi 2018.
Himpauan untuk datang lebih awal menjadi sangat penting, karena 21 April 2018, akan menjadi puncak Peringatan Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah, yang nyaris semua anjungan menggelar acara. Bisa dipastikan, pengunjung akan berduyun-duyun ke Taman Mini.(kib)