Alexa, Klenik Dunia Digital

oleh -613 Dilihat
oleh

Ini serius. Saya sengaja membuat judul, Alexa, klenik dunia digital. Sebab, semua orang seolah menganggap, berada dalam ranking atas Alexa adalah segalanya. Benarkah demikian? Menurut saya, tidak juga.

Oleh: irwan
Pemimpin Redaksi www.kabarno.com

Menulis, bagi saya adalah metabolisme tubuh (nggaya tho?) Jadi, saya agak-agak abai apakah tulisan saya dibaca orang, disuka orang, bahkan dihitung oleh Alexa atau tidak. Soalnya, kalau sehari saja tidak nulis, rasanya pegel-linu. Encok, rematik, semuten, dan lain-lain. (soyo ndodro le nggaya yo)

Saya membuat website www.kabarno.com juga terutama karena ingin menyalurkan ‘hasrat’menulis yang tak tertampung di tempat lain. Ini, saya anggap seperti mengulang kebiasaan lama saat SMP-SMA: menulis di buku harian, kertas bukunya merah jambu, isinya lucu-lucu yang kalau dibaca lagi saat ini, terasa betul norak dan ndesitnya.

Maka begitulah, www.kabarno.com adalah buku harian saya. Tidak ada kertas warna merah jambu, tapi isinya tetap lucu-lucu dan kalau dibaca ya masih terasa norak dan ndesit. Tapi yo wes ben, kemampuan saya memang sebatas yang norak dan ndeso. Itulah yang membuat saya secara sadar, memasang tagline website ini, jurnalisme ndeso.

Lihat saja, bagaimana ndesonya tulisan soal nyadran kampung yang sangat lokal itu. Atau profil Mbahrono yang orang lain tidak mengenal (dan tidak peduli siapa dia). Juga tulisan tentang tukang rongsokan yang njanoko. Semua sangat ndeso dan personal. Tapi bagi saya, segala kepersonalan itu sangat penting. Mereka adalah orang-orang yang ikut membesarkan saya, lewat pergaulan, paseduluran, serta segala romantika bertetangga.

Di Jombokarto (ini bahasa kami untuk menyebut dusun kami, Dusun Jombokan di setiap percakapan, terutama di sosmed) tidak ada itu Alexa-alexanan.   Masyarakat Jombokan (harap diketahui, Dusun Jombokan itu secara administratif berada di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) rasanya, memang belum mendapatkan manfaat secara nyata dari Alexa.

Saya merasa (ini perasaan loh, bisa saja salah menurut panjenengan, karena sangat subyektif sifatnya) Alexa itu tak ubahnya klenik. Dipercaya ada, dianggap keramat, dipepundi sebagai jimat,  tapi semuanya serba samar. Misterius karena tidak mudah ditembus, terutama oleh website baru.

Orang (atau tepatnya para penggiat dunia digital) telanjur terbius oleh mitologi ranking yang dibuat Alexa. Begitu pula para pebisnis yang berkepentingan memasang iklan. Mereka sangat antusias memasang iklan-iklannya di website yang secara Alexa berada di ranking 100 besar, misalnya.

Saya menulis agak nylekit tentang Alexa, bukan karena www.kabarno.com buruk rankingnya. Tulisan ini saya buat, saat usia website baru empat bulan lima hari, tapi Alexa Indonesia sudah masuk di angka 40 ribuan, sedang Alexa Global 3 jutaan. Buruk atau baik? Saya tidak tahu, tapi setidaknya jika di kampung kami yang  tak paham soal Alexa, ranking itu sudah lumayan.

Tapi ya sudah. Buat panjenengan semua yang percaya dengan klenik Alexa, tidak ada salahnya juga. Toh ada banyak cara untuk mendongkrak ranking di Alexa, termasuk yang tidak susah lengkap dengan cara-caranya yang serba instans. Apalagi jika membuat website atau blog, tujuannya memang untuk menjaring iklan, meski itu artinya panjenengan harus bersaing dengan raksasa-raksasa media.

Tentang cara membuat website langsung langsing rankingnya di Alexa, saya kira sudah banyak ditulis para pionir dunia digital. Tapi dari begitu banyak tips yang sudah dibagikan, saya hanya menyarankan satu: menulis dan terus menulis.

Saya mengatakan menulis loh ya, bukan mengkopi kemudian mempaste ke website kita. Menulis sekecil apapun tulisan itu, menulis sejelek apapun isinya, menulis seremeh apapun temanya, menulis senorak apapun gaya bahasanya, tetap lebih maknawi dari sekadar memindahkan tulisan orang lain. Mekaten Kisanak.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.