Memang, pria yang sudah menjadi simbah ini enggan menyebut nama sebenarnya. Pria berusia 52 tahun itu hanya ingin dipanggil Mbah Jonet. Entah apa yang membuatnya bersikap seperti itu, tapi okelah.
Profesi simbah yang yang tinggal di Mirisewu Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo itu adalah juru taman. Atau ahli pembuat taman. Pekerjaan itu sudah dijalani berpuuh tahun, sejak ia masih sangat belia.
“Wis rasah takon werna-werna, aku kui seneng yen ono poro ngaluhur paring gawean, yo kaya ngene iki dadi Juru Taman. Saben dina gawane potelot, ember cethok wos cukup, karo aja lali sangu wedang putih.” Kalimat itu diucapkan Mbah Jonet begitu saja, tentu tanpa bermaksud tidak sopan.
Mbah Jonet jadi Juru Taman, maksudnya pekerjaannya membikin taman di depan rumah kantor dan lain sebagainya di mulai sejak tahun 2003, jadi belum lama kisaran lima belas tahun, mengenai harga yang jelas manyedulur, sing penting golek sedulur.
Didesak harga upah yang sebenarnya Mbah Jonet mematok harga per meter Rp. 300.000,- hingga Rp. 700.000,- namun Mbah Jonet juga tidak meminta segitu, sing penting kanggo ngraketake paseduluran, pungkas Mbah Jonet.(yad)