Esuk Mau, Wakil Bupati Kulon Progo dadi Inspektur Upacara Hari Santri Nasional  

oleh -12 Dilihat
oleh

Ribu santriwan-santriwati dari seluruh Kabupaten Kulon Progo mengikuti upacara Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Kulon Progo. Bertempat di Lapangan Jatisarono Nanggulan Kulon Progo, upacara digelar, Senin, 22 Oktober 2018.

Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Sutedjo Wiharso, bertindak sebagai Inspektur Upacara. Dalam kesempatan itu, Wabub menyampaikan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia.

“Mulai hari ini, kita dengan suka cita memperingati Hari Santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri,” kata Wakil Bupati Kulon Progo.

Selain Wakil Bupati sebagai Inspektur upacara hadir pula  dalam acara tersebut  Ketua DPRD Kab Kulon Progo, Akhid Nuryati SE Dandim 0731/KP diwakili Pasi Pers, Kapten Inf Purnama, Kajari diwakili Kasubag Pembinaan, Hendri Utomo SH, Dansatrad 215 diwakili Kadisops, Kapten Lek Supratman, Kaden B Brimobda DIY diwakili Wadanki I, Iptu Agus Winaryo, Kapolres Kulon Progo, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kulon Progo, Drs H Nurudin, Kabag Adm Kesra Kab Kulon Progo, Drs Jazil Ambar Was’an, Camat Nanggulan, Drs Duana Heru Supriyanta MM, Kapolsek Nanggulan, Kompol Bambang Harun, Ketua PCNU Kab Kulon Progo, H Wasiludin dan Seluruh Pimpinan Ponpes se Kulon Progo.

Berkaca pada sejarah, lanjut Sutedjo Hari Santri merujuk keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945  yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Resolusi Jihad adalah seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Pada kenyataannya, Resolusi Jihad itu telah melebur sekat-sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis, dan seterusnya.

Di kalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertikal (hablun minallah) dengan kepentingan bersama yang bersifat horizontal (hablun minannas), melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius.

Melalui upacara Hari Santri kali ini, Sutedjo menyampaikan bahwa Kementerian Agama pada peringatan tahun 2018 ini mengusung tema “Bersama Santri Damailah Negri “. Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadap berbagai persoalan, seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda hingga terorisme.

Hari Santri tahun ini merupakan momentum mempertegas peran santri sebagai perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai,serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun. (yad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.