Ritual Adat Jawa Mulai Lahir hingga Mati-5: Fase Memilih Menantu

oleh -262 Dilihat
oleh

Selepas remaja, fase dewasa menjadi sangat penting bagi kehidupan seorang anak. Terutama anak perempuan, etape inilah yang sangat penting, karena banyak perubahan terjadi, tidak hanya fisik tapi juga batin.

Para orang tua Jawa di masa lampau, akan segera berhitung ulang soal jodoh. Apalagi, dulu, masih marak para perantara pernikahan yang disebut congkok. Orang inilah yang akan calon-calo mantu pinunjul untuk orangtua yang memilik gadis-gadis cantik.

Nah, kedatangan para congkok mengisyaratkan untuk para orangtua menimbang ulang calon-calon menantunya. Banyak aturan yang harus diurus. Paugeran tidak tertulis itu, misalnya saja, jangan mbokongi.

Istilah mbokongi dipakai untuk kesenjangan strata sosial kedua mempelai. Sebab jika itu terjadi, akan jauh dari harmoni. Orang-orang tua Jawa melarang pernikahan yang hanya beralas kepentingan sesaat, umpamanya saja dengan kekayaan, praja, dan gengsi sosial.

Larangan lain yang juga dipesankan para leluhur adalah jangan menikah dengan keramat. Alasan nggatuake balung apisah hanya akan membuat hubungan kekerabatan retak, jika rumah tangga yang dibangun runtuh.

Lalu, jangan menikah dengan bangsawan  yang terlalu tinggi. Andaipun dengan seorang ndoro,  jangan terlalu tinggi jenjang kebangsawanannya agar tidak ada kesenjangan status. Sebaiknya setara serta sederhana. Utamakan mencari laki-laki yang gandrung kapirangu, agar rumah tangga selalu murup bergairah. (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.