Kemarau panjang mulai membawa dampak. Terutama di Kecamatan Kokap. Kini, warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih, selain hanya mengandalkan droping dari Pemkab yang juga tidak tiap hari datang.
Menurut Sarman, Dukuh Plampang I, Kalirejo, Kokap, Kulon Progo, kekurangan air sejatinya sudah dirasakan warga sejak awal Ramadhan lalu. Tapi saat ini, yang terkena dampak sudah meluas.
“Kekurangan air bersih sebenarnya sudah pada awal puasa kemarin. Saat itu kebutuhan kan kurang, sedang sekarang untuk masak minum dan mandi sangat dibutuhkan. Jadi semakin terasa dampaknya,” kata Sarman saat ditemui di rumahnya, Jumat, 13 Juli 2018.
Sarman memambahkan jumlah Kepala Keluarga di Plampang I ada sekitar 200an Kepala Keluarga, sedang yang merasakan kekurangan air bersih sekitar 120 an Kepala Keluarga. Sebenarnya di wilayah Plampang IĀ ada empat titik mata air yang tidak pernah kering namun saat ini karena musim kemarau dari empat titik mata air tersebut tidak mencukupi.
Di pekarangan Sarman juga ada mata air, namun hanya bisa melayani sekitar empat puluh Kepala Keluarga. Itupun harus mengantri dari pagi, sedangkan sumur bur yang dibikin atas bantuan pemerintah pada tahun 2015 dengan kedalaman 30 meteran, juga tidak keluar air.
Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, mencatat ada 12 desa se Kabupaten Kulon Progo terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih. 12 desa itu sudah melapor maupun mengajukan permohonan bantuan air bersih.
Jumlah itu dimungkinkan masih bertambah mengingat ada beberapa desa yang warganya diketahui sudah mengalami kesulitan mendapat air bersih, namun belum ada pengajuan permohonan bantuan. (yad)