R Setyo Budi, Bakal Calon Bupati Kebumen-1: Tokoh Publik & Pelestari Budaya

oleh -945 Dilihat
oleh

Datanglah ke Kebumen. Lalu amati kebudayaannya. Unik dan berkarakter.  Sisi budaya itulah yang pernah membawa kembali Setyo Budi, pulang dari penjelajahan. Dalam sebuah fase hidupnya, ia memutuskan kembali ke kampung halamannya dan menetap sebagai pelestari budaya.

Jadilah, Setyo Budi atau masyarakat budaya di Kebumen mengenalnya sebagai Ki Setyo Budi, tokoh yang misyuwur. Aktivitas sosialnya banyak. Kegiatannya yang berhubungan dengan budaya juga banyak.

Sehari-hari Setyo Budi memimpin Perkumpulan Tosan Aji Brajabumi. Ini adalah tempat pecinta dan pelestari keris. Sarjana Hukum dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu, juga dikenal sebagai dalang.

Sosok Ki Seetyo, termasuk mudah dikenal. Ia memiliki postur tubuh sedikit subur tapi proposional dengan tinggi badannya yang mencapai 171 cm. Cara berpenampilan khas budayawan lengkap dengan blangkon atau udeng yang identik. Penampilan itu pula yang menambah perbawa dan kharismatik.

Setyo Budi adalah putra tunggal pasangan R. Sosro Subagyo dan Ny. Surtini. Ia, lahir di Kebumen pada  6 Juni (hari dan tanggal kelahiran yang sama dengan Presiden RI Pertama Ir. Soekarno ). Karena leluhurnya termasuk priyayi, sejatinya Setyo Budi memiliki gelar raden. Itu yang membuat pada saat-saat tertentu, namanya ditulis menjadi R Setyo Budi.

Sebagai putra tunggal, tidak ada kesan manja atau dimanjakan pada diri Setyo Budi. Ayahnya, R  Sosro Subagyo atau sering disapa Mbah Sosro adalah seorang spiritualis, sehingga cara mendidik anaknya dengan menempa secara ketat. Sejak kanak-kanak, Setyo Budi sudah diajari dan diajak laku prihatin untuk menggembleng jiwa raganya secara spiritual.

Maka hasilnya, dapat dilihat pada sifat Ki Setyo. Ajaran luhur untuk selalu ramah dan berbuat baik kepada sesama terlihat sangat kentara di kesehariannya. Ia juga selalu murah senyum dan mudah bergaul dengan siapapun.

Setyo Budi  lahir di sebuah desa yang jauh dari kota,  tepatnya di Desa Banjurpasar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen. Sebagai orang dusun, sopan-santun, unggah-ungguh, tata-Krama, sangat dijunjung tinggi. Termasuk bekal bahasa Jawa mulai dari bahasa ngoko, halus, kromo Inggil hingga kromo gah ( kromo kraton ).

Kemampuan Setyo Budi menguasai bahasa kromo gah, tentu saja didapat dari nalurinya sebagai priyayi. Sebab, bila dirunut ke atas kakek moyangnya memang berasal dari Keraton Mataram.

Jejak leluhurnya yang berasal dari Mataram pula yang membuat Setyo Budi selalu tertarik pada soal-soal kaprajan. Ketertarikan yang dirasa sebagai nunggak semi kiprah mbah-mbahnya: hidup seolah diserahkan untuk mengabdikan pada khalayak.

Kakek Ki Setyo misalnya,  R. Roestam Martoadmedjo adalah seorang guru dan terakhir sebagai Mantri Guru di wilayah Kawedanan Kutowinangun (Ambal dan  Buluspesantren ).  Kakek Buyutnya, R. Duryat Martodimedjo adalah Carik Glondong. Sementara itu,  Mbah Canggah, dikenal sebagai demang dengan nama  Raden Demang Wiroyudo.

Begitu seterusnya, leluhur Setyo Budi adalah para pengabdi rakyat yang jika dirunut terus ke atas akan bertemu dengan nama  Kanjeng Eyang  Tumenggung R. Kertinegara (Sruni). Tokoh inilah yang dipepundi karena merupakan salah satu tokoh utama Kabupaten Kebumen.(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.