Membaca merupakan salah satu kegemaran Ki Setyo. Bahkan, ia menganggap bahwa membaca adalah kebutuhan. Membaca mampu membuka wawasan yang lebih luas, menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kreatifitas berpikir dan bertindak.
Kegemaran membaca sudah dimulai sejak usia muda. Berawal dari senangnya membaca cerita rakyat yang memang banyak buku bukunya tersedia di bangku Sekolah Dasar, berlanjut ke buku buku fiksi dan ilmiah termasuk juga buku buku otobiografi orang orang terkenal baik di tingkat nasional maupun dunia.
Di usia remaja banyak waktu dihabiskan Ki Setyo berada di Perpustakaan, terkadang di perpustakaan sekolah, kadang juga di perpustakaan umum milik pemerintah daerah.
Karena kegemarannya membaca ini banyak ilmu pengetahuan umum didapatkannya. Hingga tidak mengherankan beberapa kali ditunjuk sekolahnya mengikuti cerdas tangkas (cerdas cermas) di barbagai lomba yang diselenggarakan Dinas terkait.
Wawasan dan cara pandang Ki Setyo diakui memang cukup luas. Bersamanya akan banyak hal bisa dibahas termasuk isue isue yang sedang berkembang. Penyampaian pendapat yang sistematis dan terarah menunjukan kalau Ki Setyo memiliki modal pengetahuan yang cukup.
Pria yang usianya sudah lebih 40 tahun namun terlihat belum berkacamata ini, juga mengikuti perkembangan zaman. Kini, kegemarannya membaca, bisa dilakukan lebih mudah dengan membaca di media elektronik, meski baginya membaca buku tetap yang utama. Itu, yang membuat rumah Ki Setyo banyak terdapat buku-buku layaknya sebuah perpustakaan.
Sebagai orang dengan latar belakang pendidikan hukum yang berkecimpung di dunia seni dan budaya, koleksi buku Ki Setyo sangat luas. Tidak hanya terbatas pada buku-buku hukum atau kitab perundanan serta buku tentang seni budaya, namun juga ada buku lain seperti sejarah, ekonomi, sosial politik, statistik, bahkan kitab kitab keagamaan dan pemerintahan.
‘Banyak membaca juga bisa membuat mata kita lebih sehat dan membuat kita lebih fokus dalam banyak hal,” ujarnya.
Membaca walaupun satu hari satu lembar juga akan menghindarkan kita dari penyakit pelupa. Semakin banyak membaca maka akan semakin tahu bahwa ternyata ilmu yang kita miliki belumlah seberapa. Hingga kita akan merasa malu apabila akan bersikap tinggi hati, takabur dan sombong.
Mereka yang gemar membaca akan terlihat jelas dalam kecepatan dan kecerdasan saat berproses, mengambil sikap dan menentukan keputusan.
Dunia sudah menunjukan dan mengakui, pemimpin besar dunia dipastikan memiliki kegemaran membaca, bahkan diantara mereka rata rata memiliki perpustakaan pribadi. Membaca juga merupakan perintah Allah yang wajib dilakukan “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu”. (bersambung)