Piyantun Kulon Progo diangkat jadi PJ Bupati Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Namanya Sugeng Riyanta. Pria berusia 52 tahun itu, lahir di Dusun Sawahan, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo.
Perjalanan karir lulusan Universtias Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu, memang moncer. Terakhir, pada 2 November 2023, Sugeng dilantik menjadi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Baru dua pekan di Babel, Dr Sugeng Riyanta SH, MH mendapat penugasan baru yang lebih berat. Menjadi PJ Bupati Tapanuli Tengah pada 15 November 2023.
Tapi memang, wilayah Sumatera Utara bukan tempat baru bagi ayah dua putri ini. Sebab, selama satu tahun dari 2021-2022, Mas Sugeng pernah menjadi Asisten Pidana Umum (Aspidum) di Kejati Sumatera Utara.
Tahun 2023 sepertinya menjadi tahun pencapaian Sugeng Riyanta. Setelah merampungkan tugas sebagai Aspidum Kejati Sumut, mantan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (2019-2020) itu, ditarik kembali ke Jakarta untuk mengemban tugas sebagai Kabag Reformasi Birokrasi Kejaksaan Agung dilanjutkan menjadi Koordinator Jam Intel. Baru pada November 2023, ke Babel dan akhirnya diangkat menjadi Pj Bupati Tapanuli Tengah di bulan yang sama.
Kini, tiga bulan menjadi PJ Bupati Tapteng, banyak yang sudah dilakukan Sugeng Riyanta. Nalurinya sebagai jaksa, membuat gebrakannya mengejutkan, terutama dalam pembenahan birokrasi. Sebab, ia melihat kenyataan bahwa tata kelola birokrasi sangat memprihatinkan. “Korupsi, intimidasi terjadi membuat rakyat tertindas dan miskin,” ungkapnya.
Itu yang membuat Sugeng Riyanta berusaha menciptakan tata kelola pemerintah yang Good Governance, Pemenuhan Indeks, Peningkatan Kapasitas ASN, Pencegahan Korupsi, serta Peningkatan Pelayanan Publik.
“Saya ditugaskan di Tapteng bukan untuk senang-senang jadi bupati. Tapi untuk cancut taliwondo alias bekerja keras agar masalah-masalah di Kabupaten Tapteng sirna,” tegas doktor dari UNS Surakarta itu.
Ide-idenya juga mengesankan. Mulai dari membuat pasar murah, upaya penurunan kemiskinan ekstrim, penataan kawasan pergudangan, serta pengadaan cold storage untuk penyimpanan ikan.
Revitalisasi pasar tradisional juga menjadi prioritas pembangunan di tahun 2025.“Sedang dipersiapkan usulan-usulan sesuai arahan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Perdagangan,” katanya.
Gerak cepat alumni Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) itu, membuahkan banyak hasil. Termasuk dalam pengetatan Ganti Uang Persediaan (GUP). Jika semula, APBD Tapteng 2023 diprediksi mengalami defisit anggaran, akhirnya mengalami surplus Rp64,06 miliar.
Bebersih birokrasi juga terus dilakukan Sugeng Riyanta. Ia seperti tak takut, menggeser pimpinan OPD yang diduga bermasalah.
Di tahun 2024 ini, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah juga sudah menyiapkan enam program prioritas antara lain Penurunan Stanting, Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (lewat KUR Pembinaan UMKM, dan CSR), pengendalian inflasi.
Sementara itu, program keempat adalah Sukses Pemilu & Pilkada, kelima Pembenahan Tata Kelola Pemerintahan Desa, serta program prioritas keenam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang meliputi layanan Kesehatan, Catatan Sipil, Perizinan, dan Sosial.
Tapi tentu saja, gerak cepat Sugeng Riyanta dalam bersih-bersih, mendapat banyak perlawanan. Jalannya memperbaiki Tapteng tidak mudah. Intimidasi pun dialami. Beruntung, ia mendapat penyokong dari mana-mana. Mulai dari tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pemuda dan berbagai organisasi masyarakat, memberikan dukungan. Mereka bahkan siap membela Pj bupati.
Dukungan yang terus mengalir itu, bisa dilihat sejak banjir bunga papan di depan kantor bupati di Jln. Dr. Ferdinand Lumban Tobing Pandan Tapteng.
Bukan hanya papan bunga yang berjajar, tapi juga baliho yang berisi dukungan. Pengirimnya mulai dari masyarakat, Pimpinan DPRD, komunitas, organisasi, partai dan juga Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pemandangan menakjubkan yang membuat merinding itu, bisa dilihat di pagar Kantor Bupati Tapteng, pada 28 Desember 2023 lalu.
Maka begitulah. Tiga bulan di Tapanuli Tengah, Mas Sugeng mendapat banyak pengalaman berharga. Juga, sebagai bekal meniti karir berikutnya. Lalu akankah, pengalaman-pengalaman di Tapteng akan menjadi bekal ikut kompetisi di Kulon Progo, tanah kelahirannya?
“Pun kulo tak tetap dados jaksa profesional mawon. Niki namung mengemban tugas dari pemerintah kok,” katanya.(hir)