Penganut agama Budha di Kabupaten Kulon Progo yang mayoritas berada di pegunungan Menoreh, sedang menyambut perayakan Waisak 2018. Berbagai kegiatan yang khas dan unik, dilakukan.
Kegiatan itu, diawali dengan tabur bunga untuk mendoakan serta berbakti pada leluhur. Lalu, pengambilan tirta suci dan sebulan pendalaman serta pengamalan ajaran Buddha. “Banyak kegiatan yang dilakukan umat Budha di wilayah Kulon Progo. Tahun 2018 ini dipusatkan di Obyek Wisata Sungai Taman Mudal yang berada di Desa Jatimulyo Kulonprogo,” kata Romo Totok.
Upacara Adat Tribuana Manggala Bhakti, tambah Romo Totok, merupakan kegiatan pelestarian tiga alam, ada sekitar 1000 beraneka macam burung, 1600 beraneka macam bibit pohon, dan berbagai macam ikan. “Semua kita terbangkan, kita tanam dan kita tabur di wilayah Obyek Wisata Sungai Mudal. Harapannya akan hidup bebas kembali ke alam,” jelasnya.
Surahman, yang menjadi koordinator acara ikut menambahkan bahwa acara Tribuana Manggala Bhakti merupakan kegiatan pelestarian tiga alam yang dikemas dalam budaya Jawa. Tujuannya agar umat Budha berperan aktif menjaga bumi tetap lestari, termasuk menjaga satwa dan fauna, melestarikan kebudayaan Jawa, menjaga aspek religi dengan tidak meninggalkan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Ajaran Budha mengenalkan sikap peduli terhadap lingkungan alam dan mempererat tali persaudaraan antar umat di Kulonprogo.
Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo menyampaikan bahwa tema Berkah Waisak Membawa Damai Harmoni dalam Kebhinekaan, memiliki arti yang mendalam. Sebab, dengan begitu, umat Buddha ikut memelihara alam serta menyemarakkan tempat wisata di Kabupaten Kulon Progo.
“Marilah kita tingkatkan spirit pelestarian alam dengan tidak abai terhadap kelestarian alam di sekitar kita. Sifat Budha yakni Maha Kasih dan Maha Bijaksana semoga bisa sebagai bekal umat Buddha di Kabupaten Kulon Progo untuk hidup dalam lingkungan yang majemuk dengan harmonis sehingga kedamaian dapat terlaksana,” kata Wakil Bupati. (yad)