Luar Biasa, Potensi Hewan Kurban Capai 60 Triliun

oleh -205 Dilihat
oleh

Potensi hewan kurban di Indonesia, mencapai 60 triliun rupiah. Ini, angka yang sangat besar, mengingat jumlah umat Islam yang mencapai 230 juta. Tapi menurut catatan Baznas, tahun lalu, realisasinya hanya menyentuh angka 8 triliun rupiah.

“Realisasinya tahun lalu hanya ekuivalent 4 juta ekor kambing atau Rp 8 triliun,” kata Anggota Komisioner BAZNAS, Drh Emmy Hamidiyah MSi, pada Diskusi dan Peluncuran buku  Ekonomi Kurban di Auditorium MM UI Salemba, hari ini, Senin, 20 Agustus 2018.

Turut hadir Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo dan wakilnya, Arifin Purwakananta serta Kepala PEBS UI, Rahmatina AK, PhD.

Ketua BAZNAS, Prof Dr Bambang Sudibyo MBA, CA mengatakan, kurban beririsan langsung dengan sektor ekonomi ummat sekaligus berdampak sosial.  Kurban mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan keadilan bagi mustadháfin atau orang-orang lemah, rentan serta terpinggirkan.

“Di sisi lain, belum ada literatur yang secara langsung dan terpadu membahas kaitan antara kurban dengan kondisi sosial, pemberdayaan ekonomi serta manajemen,” katanya.

Menurut dia, kurban sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan nasional dengan aktivitas jual beli kurban maupun penambahan protein hewani bagi masyarakat tidak mampu.  Pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan perhatian pada kurban, terutama dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi.

Selain itu, diharapkan pula ide-ide serta eksekusi untuk mewujudkan pelaksanaan kurban yang lebih baik. “Buku ini menjelaskan jawaban-jawaban dari pertanyaan terkait posisi, relasi, dan relevansi antara kurban serta kondisi sosial ekonomi kita,” katanya.

Kepala PEBS UI, Rahmatina Awaliah Kasri, PhD mengatakan dari dimensi ekonomi, ibadah kurban diharapkan menjadi sebuah moment berbagi dan menunjukkan kepedulian kepada sesama. “Selain itu, ibadah kurban melibatkan perputaran dana hingga Rp 60 triliun. Dana ini diharapkan bisa menjadi pendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, ketahanan pangan, peningkatan gizi dan pada akhirnya diharapkan bisa mewujudkan kesejahteraan sosial,” katanya.

Peningkatan permintaan hewan ternak secara besar-besaran pada hari raya Idul Adha secara sistemik akan berpengaruh pada peningkatan jumlah hewan ternak yang harus disediakan oleh peternak.

“Asumsinya jika permintaan meningkat, sektor ternak harus mampu memenuhi permintaan tersebut. Untuk dapat memenuhi permintaan tersebut, diperlukan pengokohan industri, penguatan infrastruktur, serta inovasi yang dapat membantu proses produksi,” katanya. (lim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.