Lakon Lurah Kidul dari Kulon Progo Menang di Tingkat Nasional

oleh -601 Dilihat
oleh

Lakon teater berjudul Lurah Kidul menang lagi. Setelah menang dalam Festival Teater Tradisional yang digelar Institus Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, 28 Juni 2018 lalu, teater dari Kulon Progo itu kembali menang di Parade Teater Daerah VII di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kemarin, Jumat, 13 Juli 2018. 

Parade teater yang digelar di Sasono Langen Budoyo TMII itu, diikuti oleh 10 daerah dengan beragam cerita. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diwakili Kulon Progo, meraih predikat sebagai Penyaji Terbaik dan Juara Umum. Sutradara Terbaik juga diserahkan kepada penggarap lakon Lurah Kidul.

Pemeran Pria Terbaik disabet oleh kontingen Provinsi Riau, sedang Pemeran Wanita Terbaik diberikan kepada pemain dari Provinsi DKI Jakarta. Sementara Penyaji Unggulan adalah Jawa Timur, Riau, dan Sumatera Utara.

Kontingen Kulon Progo yang mewakili DIY, memang terlihat paling siap untuk menang. Bukan hanya penampilannya, tapi juga terlihat dari dukungan penonton yang memadati Sasono Langen Budoyo. Nyaris sepanjang 20 menit pertunjukan, tepuk-tangan selalu terdengar.

Dukungan besar juga diberika oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Selain dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Untung Waluyo dan Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo Joko Mursito, tampak pula Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati.

Selain pejabat Pemkab, pementasaan Lurah Kidul dari Kulon Progo juga dihadiri para pengurus Badan Koordinasi Paguyuban Kulon Progo (Bakor PKP). Terlihat mendampingi Ketua DPRD dan Kepala Dinas, adalah Amir Haryono Ketua II Bakor PKP serta Sekretaris Umum Bakor PKP, Agus Triantara.

“Lakon ini diambil dari keresahan masyarakat. Tema Lurah Kidul sangat aktual, memotret situasi pemilihan lurah yang kadang penuh intrik. Banyak filosofi yang bisa dipetik dari cerita ini,” kata Kepala Dinas Kulon Progo, Untung Waluyo yang setiap mengawal seniman-seniman teater dari Kulon Progo sejak dari latihan hingga usainya pementasan.

Secara konsep, Lurah Kidul juga terlihat paling matang. Mulai dari para kualiatas pemain, tata panggung, hingga tata busananya. Semua tampak sekali dipersiapkan dengan bersungguh-sungguh. Tidak mengherankan jika lakon ini mampu menang di sejumlah festival teater.

Menyusup lewat kesenian tradisi Angguk yang identik dengan Kulon Progo, lakon ini, menyisir cerita yang mengena. “Kita agak rubah-rubah sedikit, karena penonton dan selera juri bisa berbeda dengan ketika main di ISI. Itu yang membuat lakon ini, agak diadaptasi biar juri dan penonton memahami apa yang ingin kita sampaikan,” tambah Utung.(kib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.