Setiap hari, bengkel di Pengasih ini, selalu ramai. Itu sudah berlangsung bertahun-tahun, sepanjang lebih dari 10 tahun. Pemiliknya, Hamam Dwi Rahmanto yang tak malu bekerja di desanya sendiri.
“Orang berusaha atau bekerja tidak harus kekota. Kalau semua ke kota, terus desanya gimana,” kata-kata sederhana ini diucapkan Hamam Dwi Rahmanto, pria berusia 30 tahun, yang sukses membuka bengkel.
Warga Cekelan, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, Jogjakarta ini, membuka bengkel yang kini tak pernah sepi pada tahun 2008. Waktu itu, ia masih jejaka. Dengan tekun meladeni pelanggan dari hari ke hari hingga sekarang. Modalnya hanya kompor gas, dua alat patri dan satu kompresor, serta bekas plastik dari pecahan kendaraan yang dipergunakan untuk mengelas.
Mulai bekerja dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB, tanpa hari libur. Ia mengambil libur, jika ada kegiatan gotong-royong di dusunnya. Dalam hal pekerjaan ini Hamam tidak memasang harga. Ia sengaja membiarkan pelanggan membayar seikhlasnya. Sebab, dulu pada awal buka bengkel, pelangganya tetangga. Tapi sampai saat ini, meski pelanggannya sudah sampai daerah Purworejo Jawa Tengah, bayarnya tetap asal ikhlas saja.
Kesuksesan Hamam semakin meningkat sejak ia menikah, tiga tahun lalu. Kini, rumah tangganya bersama wanita yang dicintai, sudah berhias buah hati. “Yang jelas tidak malu mas. Bekerja tidak harus ke kota, asal kita niat berusaha di desa pun rezeki tetap ada.” pungkas lulusan sebuah SMK swasta di kota Wates itu. (yad)