Waktu terus bergerak. Hari berganti. Raden Danang Sutawijaya masih terus berada di tengah alas Dlepih. Kebutuhannya, disuplai oleh Nyi Puju.
Inilah, yang membuat Nyimas Waskitajawi terbakar cemburu, sebab ia tak bisa menjumpai kekasihnya itu. Kepada Ki Puju, Nyimas Wakitajati minta tolong memata-matai calon suaminya.
Saat Ki Puju datang, Sutawijaya masih dalam alam semedi di Sela Pamelengan. Secara kebetulan, Kanjeng Ratu Kidul juga sedang mendatangi Sutawijaya yang telah menjadi kekasihnya sejak pertemuan di muara kali Opak.
Menyadari kedatangan Ratu Kidul, Sutawijaya membawa pendampingnya dari alam gaib itu, pindah Sela Gilang agar lebih nyaman. Tapi apa yang terjadi? Justru di tempat tersembunyi itu, Ki Puju mampu melihatnya.
Ratu Kidul kaget. Ia merasa ajaib, karena ada orang yang bisa melihatnya. Sebagai ratu lelembut, ia menghilang secepat kilat sebelum benar-benar terbongkar rahasianya. Gerakan cepat Ratu Kidul itu, menyenggol tasbeh Sutawijaya yang langsung berantakan, ambyar, berjatuhan, menggelinding ke sungai tempuran.
Itulah biji tasbih, yang kini diyakini sebagai batu akik yang akan ditemui peziarah yang beruntung di Kedung Pasiraman.
Kepada para pemburu berkah, disarankan untuk melakukan ritual-ritual khusus di tempat-tempat tersebut. Tempat yang selain pernah digunakan Panembahan Senapati, masing-masing tempat memiliki kekuatan gaib, dengan tingkatannya masing-masing.(bersambung)