Sebagai ulama ternama KH Shaleh Darat memang dikenal memiliki ilmu yang tinggi. Namun sifatnya yang sederhana, membuatnya tak pernah jumawa. Ia bahkan selalu menyebut dirinya sebagai Wong Jowo yang tidak paham apa-apa.
Tapi lihatlah karya- karya KH Shaleh Darat: Kitab Majmu’ah asy-Syariah, Al Kafiyah li al-’Awwam (Buku Kumpulan Syariat yang Pantas bagi Orang Awam), dan kitab Munjiyat (Buku tentang Penyelamat) yang merupakan saduran dari buku Ihya’ ‘Ulum ad-Din karya Imam Al Ghazali.
Lalu, Kitab Al Hikam (Buku tentang Hikmah), Kitab Lata’if at-Taharah (Buku tentang Rahasia Bersuci), Kitab Manasik al-Hajj, Kitab Pasalatan, Tarjamah Sabil Al-’Abid ‘ala Jauharah at-Tauhid, Mursyid al Wajiz, Minhaj al-Atqiya’, Kitab hadis al-Mi’raj, dan Kitab Asrar as-Salah.
Semua buah tulisan KH Shaleh, masih menjadi bacaan di pondok-pondok pesantren di Jawa. Buku-buku itu semakin aji, setelah KH Shaleh yang seperti memberi penerang bagi orang Jawa, wafat. Tanggalnya, 28 Ramadan 1321 H, atau tanggal Masehinya, 18 Desember 1903.
Kiai kondang tanah Jawa ini dipusarakan di komplek Pemakaman Umum Bergota Semarang. Di makam inilah, ribuah jamaah akan menyemut setiap tanggal 10 Syawal. Doa-doa mengalir dalam rangkaian acara haul Kiai Shaleh Darat. (*)
