Ki Bawang Dandangulo (dalang tanpa wayang)
Bangunan sigalagala berdiri dengan segala kemegahannya. Perancangnya adalah Purucana yang dikenal sebagai arsitek utama Astina. Arsitek yang nanti ikut terbakar sebagai tumbal bersama karyanya.
Jadi begitulah. Bale Sigalagala memang disiapkan Patih Sengkuni untuk membakar para Pandawa. Ia ingin anak-anak Pandu itu musnah agar tahta Astina benar-benar jatuh pada Duryuana, keponakan sulungnya, putra Gendari. Hanya dengan kecurangan, Sengkuni bisa memenangkan peperangan itu, tanpa Pandawa memiliki waktu melawan.
Dan, di bale inilah, Sengkuni ya Trigantalpati merancang curang. Bale yang dibangun dengan bahan-bahan mudah terbakar itu, ditanami gandarukem yang menjadi bahan peledak. Ia sudah merasa menang, bahkan ketika bale sedang digawe.
Puntadewa diundang lengkap bersama Kunthi dan anak-anaknya yang lain. Bima, Arjuna, dan Nakula-Sadewa si kembar yang masih ringkih. Mereka dijamu, dimanja dengan segala kemewahan oleh sang Sengkuni. Para Kurawa juga ikut menemani. Tanpa pernah mereka tahu, Sengkuni yang culika telah menyiapkan rencana jagat: membakar bale dan mengepungnya dengan prajurit bersenjata lengkap.
Tapi tidak ada yang pernah tahu, rencana Sengkuni sudah diketahui oleh Yamawidura yang waskita. Beberapa hari sebelum pesta digelar, sang Yamawidura meminta Kanana, orang kepercayaan untuk membuat terowongan rahasia, sebagai antisipasi peristiwa terburuk yang disiapkan Sengkuni. Terowongan ini benar-benar menjadi alat rahasia yang menyelamatkan Pandawa dari keculasan para Kurawa.
Maka akhirnya. Bale Sigalagala bener-bener dibakar okeh Kurawa. Bersamaan dengan itu, Kanana yang menyamar di tengah para Kurawa, membawa Kunthi dan anak-anaknya menuju terowongan rahasia. Itulah keselamatan yang disiapkan oleh ketajaman mata batin Yanawidura yang waskita.
Selamatlah para Pandawa yang dirahmati alam semesta. Saya menulis ini dengan sedih. Kekuasaan diraih, rupanya bisa dengan cara yang kotor. Lakon Bale Sigalagala menjadi cermin bahwa keculasan akan selalu mudah dibelokkan menjadi spirit bagi mereka yang diculasi.(*)