Kang Ngadi, Tukang Servis Sepatu Paling Sabar nang Pasar Wates

oleh -306 Dilihat
oleh

Panggilannya Kang Ngadi. Ia tukang servis sepatu, sandal, dan lain-lain. Usianya, kini menginjak 54 tahun. Tapi sejak 1979, ia sabar menjalani profesinya.

“Kehidupan seseorang tidak sama, ada yang menjadi pejabat ada pula yang menjadi masyarakat biasa, yang terpenting sabar menghadapi ujian kehidupan,” kalimat itu menjadi kalimat yang khas dari Kang Ngadi.

Ia termasuk tukang servis sepatu yang paling lama di Pasar Wates. “Wah mas, sampun dangu le kulo dadi tukang ndandani sepatu meniko. Sakumpami kulo dadi pejabat, gaji kulo sampun keno kangge mbangun griyo tingkat,” katanya dengan tawa yang nyemanak.

Sudah hampir 40 tahun Ngadi bekerja sebagai tukang service sepatu, tas, dan lain-lainnya. Waktu itu ia masih sendiri karena belum mempunyai pendamping atau istri. Pada saat itu orang yang menservicekan sepatu, masih jarang. Paling-paling hanya pas pasaran wage. “Pasar Wates belum semegah ini,” kilahnya.

Kondisinya memang berbeda dengan sekarang. Menurut Kang Ngadi, setiap harinya lumayan yang menservicekan. Dari semua kalangan, datang membetulkan sepatu. Ada pejabat Pemda ada orang biasa.

Kang Ngadi ingat. Ada warga perantau, kalo pulang mesti menservicekan. “Orang Tawangsari yang merantau di Solo. Setiap dua ato tiga bulan sekali datang dan menservicekan sepatu atau sandal,” kata Ngadi tentang pelanggan setianya.

Soal biaya service, selama bertahun-tahun Ngadi memasang tarif Rp. 250. Setidaknya sejak tahun 1979 hingga tahun 2000 an. Tapi mulai tahun 2001 sampai sekarang Ngadi memasang tarif antara Rp. 5.000-15.000, tergantung kerusakan dan kesulitannya.

Tentang nama tempat usahanya, Kang Ngadi juga punya cerita. Menurutnya, nama Sabar yang memberi para pelanggan, sebab banyak yang menservicekan minta secepatnya, maka jawaban Ngadi hanya bisa berkata Sabar. (yad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.