Home / KANGBARNO / Jos, Kulon Progo Punya Bahan pencampur Bangunan Reaktor Nuklir
Lokasi ditemukannya Mineral Barit dalam Peta Geologi.

Jos, Kulon Progo Punya Bahan pencampur Bangunan Reaktor Nuklir

Selama ini, wong Kulon Progo, hanya mengenal memiliki tambang Mangaan di Kliripan, Kelurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap. Wilayah tersebut konon dulunya merupakan kawasan besar penambangan mineral mangaan pada masa lampau

Menurut cerita, penambangan mangaan di Kliripan berjalan pasang surut pada era penjajahan Belanda dan Jepang.  Kemudian berlanjut saat kemerdekaan sebelum meredup dan hilang pada tahun 70 an.

Di masa kini, Kulon Progo hanya dikenal memiliki potensi tambang pasir besi di sepanjang pesisir selatan. Luasnya 4.076 hektare, yang mencakup  empat kapanewon: Galur, Panjatan, Temon dan Wates.

Sayangnya, Kontrak Karya eksploitasi oleh PT Jogja Magasa Iron (JMI) sampai saat ini tidak ada kejelasan. Perusahaan tak juga segera memulai operasionalnya meski pabrik percontohan pengolahan sudah dibangun di Desa Karangwuni.

Tapi sejatinya, kekayaan bumi Kulon Progo jauh lebih banyak. Tidak sebatas mangaan dan pasir besi. Ada tersimpan berbagai jenis mineral lain, di dalam tanah Kulon Progo. Salah satunya mineral Barit. Indikasi terdapatnya mineral Barit diketahui pertama kali di daerah Klepu, Kapanewon Kokap berdasarkan Peta Geologi lembar Yogyakarta, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (Bandung, 1995).

Sementara berdasarkan publikasi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (Bandung, 1997), diketahu Barit juga terdapat di Kampung Plampang Kukusan, Watutugu, dan Sermo. Potensi pasti belum diketahui, namun secara hipotesis (perhitungan kasar) diduga sebesar 12.000 ton.

Barit di Kulon progo merupakan cebakan metasomatik, yang ada kaitannya dengan proses magmatisme pada jamannya. Lokasi ditemukannya Barit di sekitar Gunung Kukusan mengindikasikan bahwa pembentukan Barit ada hubungannya dengan Gunung Ijo Purba, era aktivitas vulkanisme generasi kedua yaitu lebih dari 1,8 juta tahun yang lalu.

Di pegunungan Menoreh, Barit dijumpai berupa urat-urat yang mengisi celah pada batuan andesit berumur Miosen, yang mempunyai panjang ratusan meter dengan ketebalan beberapa sentimeter. Dalam peta Geologi, mineral Barit tersimpan pada satuan intrusi batuan beku andesit, yang tersebar di pegunungan Menoreh bagian selatan dan barat daya seluas 4.199,866 Hektar (lihat gambar).

Merujuk istilah, nama Barit dengan rumus kimia BaSO4 berasal dari bahasa Yunani yaitu barys yang berarti berat. Barit memang berat, memiliki Berat Jenis (4,3-4,6) lebih tinggi dibanding mineral lainnya. Karena berat jenisnya yang tinggi inilah bisa menahan radiasi bahan radioaktif, sehingga Barit digunakan sebagai bahan pencampur bangunan reaktor nuklir.

Selain itu, barit juga merupakan salah satu komponen lumpur bor yang sangat penting dalam industri perminyakan. Bahkan, penggunaannya mencapai 85-90% dari produksi barit dunia.

Dalam lumpur pemboran, Barit berfungsi sebagai bahan pemberat (weighting agent), yaitu untuk meningkatkan bobot lumpur pemboran pada volume tetap. Sifat-sifat tersebut diperlukan untuk meminimalisir terjadinya ledakan atau semburan liar (blowout), baik dalam pemboran eksplorasi maupun eksploitasi.

Adapun sekitar (10-15%) produksi Barit digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kimia barium, bahan pengisi dan pengembang (filler and extender) pigmen dalam industri cat, dan bahan penyerap atau pelindung radiasi. (*)

About redaksi

Check Also

Sinergi Tim Pembina Samsat Sumsel, Lahirkan Inisiatif Strategis  

Palembang, KABARNO – Direktur SDM & Umum PT Jasa Raharja, Rubi Handojo, bersama Pj. Gubernur …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *